Mohon tunggu...
Claresta V
Claresta V Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Anda, Budak Gawai?

19 November 2016   09:32 Diperbarui: 19 November 2016   12:07 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Pergi ke tempat wisata tanpa gawai (gadget) atau hanya dirumah dengan gadget?”

Ya, gadget adalah alat yang tak bisa jauh dari manusia di abad ini. Sebenarnya gadget sudah ada dari jaman dulu, namun semakin berkembangnya jaman gadget bisa dibilang adalah hal yang sangat penting. Pada jaman ini dimana semuanya serba modern, semua terjadi secara online (mulai dari komunikasi  online, pemesan makan online,mesin pencari yang beragam) ya, semua itu sudah dibuat sedemikian rupa di dalam aplikasi yang bisa kita download di gadget kita dan semuanya itu bisa kita capai hanya dengan satu klik saja. Gadget juga bisa menentukan tingkat sosial dari masing-masing orang, sebagai contoh, jika orang memakai merek apple pasti tingkat sosialnya lebih tinggi daripada orang yang memakai gadget dengan merek nokia. Dengan itu kita bisa menyimpulkan bahwa gadget pun bisa menjadi salah satu faktor yang menunjukan siapa orang itu.

Namun bagaimana jika fungsi gadget disalah artikan oleh sebagian orang? Yang seharusnya gadget merupakan inovasi teknologi yang sangat baik namun membawa masalah bagi orang-orang itu? seperti contoh kecanduan bahkan sampai meninggal dunia?

Banyak kasus yang menyebutkan bahwa banyak orang yang meninggal karena kecanduan akan gadget. Sebagian ada yang meninggal karena menelepon pada saat gadgetnya di charge, ada pula yang meninggal karena selfie di tempat yang berbahaya, bahkan yang lebih mengenaskan, berita ini datang dari China di tahun 2015 dimana seorang balita meninggal di parkiran karena tertabrak oleh mobil disaat si ibu yang bersamanya sibuk bermain gadget (handphone) dan seminggu sebelumnya pun seorang balita berumur 3 tahun meninggal tenggelam karena sang ayah yang bersamanya sibuk bermain gadget. (Sumber) Ada pula banyak kasus yang mengakibatkan orang meninggal karena menyebrang namun tetap melihat gadgetnya

Karena banyak kasus-kasus itu saya menjadi penasaran karena gadget dan fungsinya yang sampai bisa mengikat orang sampai segitunya. Akhirnya saya mendapat kesempatan mewawancara beberapa narasumber yang katanya kecanduan juga akan gadget.

Narasumber pertama adalah Jerry (teman sekelas saya MC 19-7b), Jerry merupakan orang yang mengaku kecanduan akan gadget, menurutnya sehari tidak tentu berapa lama ia bermain gadget. Hal yang membuatnya selalu beraktivitas tidak jauh dari gadget adalah untuk chat, menonton film, nonton youtube dan browsing. Pernah ga merasa rugi karena keasikan main gadget? Ia menjawab pernah, contohnya seperti kerjaan menjadi tertunda dan detik-detik terakhir baru sibuk mengerjakannya mengejar waktu. Namun dibalik kecanduannya terhadap gadget, Ia pernah ditegur oleh orang tua dan keluarga terdekat karena keasikan main gadget sehingga mengabaikan atau cuek dengan sekitarnya. Tapi Jerry gak pernah loh keasikan main gadget sampai merugikan orang lain. menurutnya sisi positif dari gadget adalah gampang mencari informasi dan sisi negatif gadget adalah membuat lupa waktu.

Begitu menurut narasumber pertama saya, karena masih ingin mencari sudut pandang tidak hanya dari 1 orang, maka saya menanyakan kepada narasumber saya yang kedua, Jessica (Jessica adalah orang Indonesia yang sekarang tinggal dan menuntut ilmu di Taiwan) menurutnya ia lumayan kecanduan dengan gadget, sehari ia dapat menghabiskan 7-9 jam bermain gadget. Kegunaan gadget untuknya adalah sebanyak 80% untuk social network, 20% sisanya untuk searching, mendengar lagu dan menonton video. Hal buruk yang ia rasakan karena kecanduan akan gadget adalah batre gadgetnya bocor karena sering memainkan sambil di charge

Pernah gak sih ditegur karena keasikan main gadget? Ia menjawab ga pernah… atau mungkin belom. Karena Jessica tinggal di Taiwan sekarang, saya jadi kepikiran apakah ada budaya yang berbeda antara Indonesia dengan Taiwan mengenai gadget ini, saya bertanya kepadanya ada hal unik apa di Taiwan mengenai masalah “kecanduan gadget” ini, katanya, “ada beberapa restoran atau museum yang tidak memperbolehkan pengunjungnya masuk dengan bermain pokemon go” menurutnya, alasan dari museum itu tidak memperbolehkan masuk ke dalam dengan bermain pokemon go adalah untuk menikmati seni atau barang-barang peninggalan yang ada di dalam museum tersebut, bukan untuk menangkap Pikachu, Menurutnya sisi positif dari gadget, gampang terhubung sama orang-orang dan juga mempermudah untuk mencari berbagai informasi, namun sisi negatif dari gadget adalah membuat kita kecanduan.

Karena dijaman ini banyak orang-orang yang kecanduan akan gadgetnya, maka saya berkesempatan mewawancarai Dr. Olivia Josephine , bekerja di sebuah puskesmas, kecamatan Tanjung Priok untuk membahas apa saja bahaya dari kecanduan gadget bagi si pecandu. Gadget merupakan salah satu hal yang umum dimiliki oleh orang pada jaman modern ini guna mempermudah orang-orang dalam berkomunikasi. Namun penggunaan gadget secara berlebihan dapat menyebabkan banyak dampak yang tidak diinginkan. Dampak-dampak negatif dari terlalu sering menggunakan gadget antara lain : Banyak penelitian yang menyebutkan bahwa paparan radiasi secara berlebihan bagi anak-anak dapat menyebabkan keterlambatan dalam perkembangan otak serta menyebabkan sistem imun yang kurang. Walau belum ditemukan data yang vaid dari banyak penelitian dipercaya Sebaiknya berhati-hati pada ibu dimasa kehamilan. 

Radiasi pada gadget dapat mempengaruhi lapisan pelinding yang mengelilingi neuron otak pada janin sehingga dapat memicu gangguan perilaku anak seperti hiperaktif, dsbnyaPenelitian menjelaskankan adanya hubungan pemicu sel kanker dengan paparan radiasi namun sampai saat ini masih banyak pro dan kontra dalam banyak penelitian tersebut. Paparan radiasi juga dapat menyebabkan kesulitan tidur terutama di malam hari. Bagi anak yang sering bermain dengan gadget cenderung jarang bermain keluar rumah sehingga kebanyakan menyebabkan obesitasPosisi menunduk terus menerus dapat pula menyebabkan gangguan pada tulang belakang dan sakit kepalaGangguan pada visus mata juga merupakan penyakit yang sering dijumpai akibat penggunaan gadget secara berlebihan. Kecanduan gadget juga dapat mempercepat terjadinya alzheimer dan menyebabkan kelelahan terutama bagi mereka yang mengalami kesulitan tidur atau mata yang lelah (astenopia)” tuturnya.  Demikian hal-hal yang bisa menjadi dampak bagi si pengguna dari sisi kesehatan jika ia sangat kecanduan dengan gadget.

Memang benar di dunia ini nampaknya begitu banyak orang yang sangat keterikatan dengan gadget. Oleh karena itu, saya mecoba melakukan survey sendiri kepada orang-orang yang saya kenal secara random. Pertanyaan saya lemparkan kepada mereka satu persatu “jika disuruh memilih, kamu akan memilih untuk diam dirumah dengan gadget (barang elektronik lainnya) atau ke tempat wisata (pantai,gunung, dll) tanpa adanya gadget?” Ternyata fakta mengejutkan dari 20 orang yang saya tanyakan, 15 diantaranya lebih memilih untuk ke tempat wisata tanpa gadget, salah satu alasannya adalah refreshing di tempat wisata berbeda dengan main gadget, jika main gadget kelamaan hanya bisa buat pusing,malas dan lelah. Dan 5 sisanya memilih berada di rumah dengan gadgetnya, disamping alasannya mereka tidak suka berpergian namun juga jika ada gadget mereka bisa membuang bosan dengan chat atau mendengar lagu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun