Banyak orang mungkin bertanya-tanya dimana rasa nasionalisme saya dengan judul tulisan diatas. Judul diatas hanyalah sekedar ungkapan rasa kecewa saya yang teramat dalam, yang pasti juga dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia melihat semalam timnas kita dilumat Filipina 0-4. Hanya keajaiban Tuhan lah yang bisa membuat tim ini lolos ke semifinal dan menjadi juara. Tapi sudah, saya tidak berharap lagi. Jebloknya prestasi timnas menurut saya adalah MURNI KEGAGALAN PSSI. Mengapa saya berpendapat demikian?: 1. Meski gagal juara di AFF 2010, kita bangga dengan performa permainan timnas saat itu dibawah asuhan Riedl. Tapi setelah itu terjadi dualisme kepengurusan PSSI sehingga berimbas pada adanya 2 kompetisi liga, sampai ISL 2014 pun kembali ke format 2 Wilayah. 2. Persiapan timnas yang terhambat karena jadwal kompetisi ISL yang molor 3. Kegemilangan timnas 2010 tidak terlepas dari tangan dingin staff kepelatihan Matias Ibo yang piawai dalam menangani cidera dan kebugaran pemain. Kemana ya dia sekarang? Ada yang tahu? Dan banyak alasan-alasan lain yang mungkin temen-temen bisa menambahkan he..he..he... Lupakan gelar juara sepak bola Sea Games 2015 yang tinggal menghitung bulan. Sampai saat ini belum terdengar persiapan untuk menghadapi event 2 tahunan itu. Fokus timnas sekarang adalah Asia Games 2018 yang akan diselenggarakan di Indonesia, menurut pendapat pribadi saya kalaupun Riedl gagal mempersembahkan gelar juara tetaplah pertahankan dia. Beri dia kewenangan penuh untuk memoles timnas U-19 (yang kemarin gagal di piala Asia). Jangan bubarkan timnas U-19. Tim ini sudah jadi, butuh polesan lebih dan sentuhan pelatih yang lain agar bisa naik level permainannya. Sudah saatnya mind set kita diubah, kalo selama ini tim gagal pelatih diganti mungkin ini saatnya seluruh pengurus PSSI yang diganti. Anda setuju dengan saya? Bravo Timnas Indonesia.......
Â
tulisan ini pernah dimuat di kompasiana 26 November 2014.........................................#pilpahittimnas
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H