Mohon tunggu...
Papillon "Achel" Cheonsa
Papillon "Achel" Cheonsa Mohon Tunggu... -

pemimpi yang enggan bangun :p

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Siapa Sebenarnya Yang Durhaka?

25 April 2013   17:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:36 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nenek Artija, mungkin semua sudah tahu siapa dia dan kasusnya apa. Pertama kali lihat berita ini, aku tak begitu menyimak apa kasus sang Nenek, yang kuingat hanya tangisan histerisnya di layar kaca karena nonton sambil lalu.

Beberapa hari yang lalu entah kenapa teringat pada sang Nenek, lalu kuketiklah kata kunci Nenek Artija di Google, dan keluar lah judul sejenis : Nenek Artija dipidanakan anak kandung, Anak Durhaka dari Jember, Anak Durhaka pidanakan ibu kandung, dst..dst..

Saat baca beritanya dalam hati berkomentar : ck…ck…dunia memang udah mau kiamat! Ada kegeraman tersendiri saat tahu yang mempidanakan adalah sang putri hanya karena beberapa batang pohon. Dunia memang sudah gila…!

Tapi…...setelah membaca lebih dari 10 media online yang memberitakan kasus ini aku terkejut sendiri saat membaca : bahwa Manisa sebenarnya tidak berniat melibatkan ibunya, yang dia laporkan hanya kakak dan keponakannya, Ismail dan Syafi’i. Polisi juga membenarkan, kalau Manisa hanya melaporkan Ismail dan Syafi’i, namun dalam pemeriksaan keduanya mengaku di suruh Nenek Artija yang mengakibatkan Nenek Artija ikut dijadikan tersangka.

Lah-lah ini siapa sih yang durhaka? Siapa sih yang menjadikan ibu sendiri jadi pesakitan? Dari semua komen-komen di media itu semua menyalahkan Manisa, mengutuk bahkan melaknat. Tapi aku kok mikirnya lain ya? Kegeramanku tadi berangsur mereda. Yang menyeret Ibunya ke perkara ini kan bukan Manisa? Kalau akhirnya ibunya terseret, kan bukan sepenuhnya salah dia? Kita nggak tahu masalah keluarga mereka, sehingga “tega” melaporkan kakak dan keponakannya hanya gara-gara beberapa batang pohon. Tapi ya janganlah cepat-cepat mengutuki dia seorang dan mencapnya anak durhaka. Melihat tangisannya tadi siang di TV karena susah ketemu ibunya, dan mendengar perkataannya kalau dia sebenarnya tak berniat melibatkan ibunya, saya sedikit tersentuh.

Seandainya saja…..suatu hari, ibu anda yang tercinta menyuruh anda mencuri dan anda nggak sanggup menolak, dan anda ketahuan sama polisi. Saat di interogasi, sanggupkah anda berkata, bahwa ibu anda yang menyuruh anda mencuri ????

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun