Mohon tunggu...
Papie Toet
Papie Toet Mohon Tunggu...

Alumni ITM Medan, mendabakan kedamaian dan perdamaian, ingin mengkoleksi kebaikan untuk dibawa mati

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Mengenal Diri Ini

26 April 2013   13:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:34 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Asslm wrwb, salam sejahtera dan sehat selalu.

Apakah sebenarnya kita telah mengenal diri ini, apa sajakah yang ada pada diri ini, terdiri dari apa sajakah diri ini, bagaimanakah diri ini bisa seperti ini, itulah beberapa pertanyaan yang sering muncul pada saat2 saya termenung, membayangkan betapa hebatnya si polan, betapa jayanya si warni, betapa suksesnya si jaiz, betapa menderitanya si slamet, betapa beratnya beban si idris, dan betapa betapa yang lain2nya lagi.

Lalu apa sih sebenarnya diri ini, mengapa diri ini bisa begini dan juga bisa begitu. Didalam hidup manusia ada yang disebut dengan jasad, ada yang disebut dengan roh, ada yang disebut dengan jiwa dan raga.

Kalau kita perhatikan diri ini dengan saksama, ada badan yang alhamdulillah lengkap dengan tangan kaki indra dan lain lainnya, dan anggota badan ini bisa bergerak melangkah, memegang, melihat, bersuara dan juga bisa tumbuh berkembang. Lalu kita juga bisa beraktivitas sesuai "keinginan", bisa berfikir dan berencana, bisa sukses dan juga bisa gagal. Semua yang melakukan adalah badan kita, jasad kita, sedangkan yang mengendalikan adalah otak kita, hati kita. Lalu siapakah sebenarnya otak dan hati ini? . Sekarang kita coba pisahkan antara jasad dan otakdan hati. Jasad bisa berkembang dari bayi menjadi anak, menjadi remaja, menjadi dewasa, menjadi tu dan akhirnya mati. Ini semuanya terjadi karena proses didalam jasad kita, itulah yang disebud jasad yang hidup. Lalu seiring dengan.perkembangan jasad berkembang juga pola pikir dan perasaan, apakah ini sebenarnya, ini terjadi karena faktor lingkungan dan dorongan untuk mengikuti berkembangnya lingkungan ini, mata metilah, telinga mendengar, mulut mengucap, ini merupakan koordinasi yang sangat kuat dengan otak kita sebagai pengolah dan meresume untuk memudian dilaksanakan oleh bagian bagian tubuh yang lain, disaat yang bersamaan mata melihat, telinga mendenga, mulut mengucap sebagai reaksi dari apa yang kita lakukan ini, hal ini terus berjalan setiap saat setiap detik. Nah disinilah muncul adanya hal yang tidak ada didalam prose otak kita, ternya adanya dihati kita, kalbu kita, misalnya muncul rasa kasiha, muncul rasa sayang, muncul rasa suka dan lain lain rasa lagi, jadi antara proses dalam otak kita ini ternyata masih ada yang mempengaruhi, yaitu hati, kalbu kita ini. Sejauh mana peran hati dalam kehidupan kita ini, lebih beser manakah peran hati dibandingkan otak kita, ini tergantung dari masukan kedalam jiwa kita semasa hidup berkembang. Semakin banyak masukan masukan yang baik dalam hati kita ini, semakin baik pulalah ahlaq kita ini, semakin baik juga tabiat kita ini. Untuk sekedar mengingat bahwa pada saat Allah menurunkan nyawa pada manusia, pada saat itu pulalah Allah menitipkan "Hati" agar hidup kita kelak tidak sesat.kalau otak adalah bagian dari tubuh atau jasad kita, tapi "Hati" adalah bagian dari kehidupan kita, tidak ada didalam jasad ini.

Kembali ke "jasad", ternyata jasad ini adalah eksekutor dari hasil kerja otak yang berkoordinasi dengan hati dan indra kita. Kalau kita mati, jasad ini hanyalah tinggal jasad, benda yang akan lapuk, atau musnah bersamaan dengan waktu, dan roh kembali kepangkuan Illahi dengan membawa seabrak pengalaman semasa hidupnya, yang baik dan yang buruk, yang baik dan yang jahat, untuk dipertanggung jawabkan pada Allah yang memberiakan kehidupan ini. Dimata Allah yang ada hanyalah tinggal amal kita semasa hidup, bukan jasad yang gemerlapan, bukan jasad disempurnakan, bukan jasad yang dipoles poles agar cantik, elok, indah, itu semuanya hanya ada didunia yang bisa dilihat kasat mata.

Apa makna dari cerita ini sebenarnya, kami hanya ingin memberikan gambaran bahwa kehidupan didunia ini hanya ada didunia yang divisualisasikan oleh jasad kita, sedangkan yang Allah lihat bukanlah itu, melainkan Ahlaq, tabiat, amal ibadah kita. Keseimbangan antara jiwa dan raga haruslah kita sendiri yang menjaganya, Allah telah menurunkan kitabNya untuk kehidupan manusia didunia, agar dapat mengisi jiwa ini dengan kebaikan kebaikan yang benar, bukan kebaikan yang semu. Dengan kitab2 Allah yang turun dan diajarkan oleh para nabi dan RasulNya, Allah menghendaki kehidupan manusia dibumi ini dengan baik, dan Allah telah menyediakan surga bagi umat2Nya ta'at, patuh, taqwa, dan meyakini bahwa Hanyalah Allah yang Maha Memiliki, kita manusia tidak punya apa apa sebenarnya, semuanya hanya karena Allah semata, semuanya milik Allah yang dititipkan pada kita ini. Jadilah kita yang mau memahami bahwa apapun yang ada pada kita ini hanyalah titipan Allah, yang suatu saat sesuai kehendakNya akan kembali pada Nya.pandai pandailah kita merawat, pandai pandailah kita mempergunakannya, pandai pandailah kita menjaga titipan Allah ini.

Kembali kepada kehidupan diri ini, antara jasad, roh, jiwa dan raga tidaklah terpisahkan, bila terjadi pemisahan antara jasad dan roh, artinya adalah kematian, yang jasad tetap tertinggal dibumi, sedangkan roh kembali kepada Illahi, dan selesailah seluruh amal ibadah kita ini, tidak mungkin ditambah ataupun dikurang lagi, tutup buku kehidupan ini.

Akan kah kita sia siakan kehidupan kita ini, tegakah kita membuat catatan hidup kita ini dengan coreng moreng kebathilan, sadarkah kita setiap langkah perbuatan kita ini tercatat dalam buku yang sudah pasti dibaca oleh Allah, tidakkah kita takut akan kehidupan yang kekal nanti sebagai penghuni neraka jahanam, yang penuh siksaan yang tidak terbayangkan betapa maha dahsyatnya siksa neraka ini. Tidakkah kita menginginkan kehidupan surga yang nyaman jauh lebih nyaman dibandingkan kenyamanan dunia ini. Persiapan apakah yang akan kita bawa kelak, Ya Allah Bukalah pintu hati ini untuk selalu terisi dengan amal kebaikan sebagai modal kami menghadapMu Ya Allah. Bukakan hati para pemimpin kami agar kamipun ikut merasakan kebaikan kebaikannya, bukakanlah hati para pendidik, pengajar, para da'i agar kamipun dapat merasakan indahnya kehidupan dunia ini, tuntunlah kami semuanya untuk memahami kitab2Mu ya Allah agar kami bisa mengamalkannya dengan benar.

Akhirnya kita pun tahu bahwa jasad adalah hanya sekedar jasad yang tidak akan terlihat olehNya, hati adalah titipan Allah yang dititipkan sejak terjadinya kehidupan ini yang sudah sepatutnya kita jaga, kita rawat, kita sayangi, sebagai lentera kehidupan ini, insya'Allah kita bisa merasakan indahnya kehidupan dunia ini, bisa terbayangkan kehidupan surga yang kekal jauh melebihi keindahan dunia ini.

Salam kami, mohon maaf lahir bathin atas segala kekhilafan kami, wasslm wrwb.

Kami yang selalu merindukan kedamaian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun