Mohon tunggu...
Nova MaulanaAfrizal
Nova MaulanaAfrizal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang konten kreator Instagram

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pancasila dengan Sejarah PKI Masuk Indonesia

9 Oktober 2022   22:25 Diperbarui: 9 Oktober 2022   22:32 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pemahaman komunis pertama kali muncul di negara rusia, yang dikemukakan oleh Karl Mark. Seorang filsuf terkenal yang pertama kali memperkenalkan pemahaman komunis ini. Seorang filsuf pakar ekonomi dan politik dalam pencetusan pemahamannya menjadi pergunjingan masyarakat saat itu. Menurut karl Mark, agama bisa membuat masyarakat menjadi candu, bisa disimpulkan bahwa agama membuat masyarakat menjadi candu.

Awal mula masuknya pemahaman komunis ke Indonesia berawal dari haribaan organisasi islam yaitu Syarikat Indonesia (SI) yang dibentuk pada tahun 1912. Dari sana munculnya tokoh-tokoh terkenal komunis Indonesia atau disebut juga tokoh-tokoh sayap kiri yaitu, seperti halnya Semaun dan Darsono. "Dari gagasan-gagasan sosial demokrasi berangsur-angsur berubah menjadi demokrasi sosial yang radikal. Semaun dan Darsono selalu merupakan sayap oposisi dalam Syarikat Islam," ujar Mohammad Hatta.

Setelah beranjak 5 tahun, baru lahirlah Partai Komunis Indonesia (PKI). Namun nama ini dibuat secara diam-diam, yang dimana belum diketahui banyak orang. Bahkan PKI menjadi fraksi kiri Syerikat Islam (SI). Namanya pun belum banyak mengatahui walaupun dikalangan anggota Syerikat Islam (SI) sendiri. Karena menurut mereka juga kelompok ini, sangatlah menyalahi organisasi yang induknya, yakni Syerikat Islam.

Sebelum mendirikan PKI, Semaun dan Darsono pernah mengenyam pendidikan tentang komunis dari Sneevlit di Indische Social Demoratische Partij (ISDP). Sneevlit sendiri diketahui merupakan sayap kiri di dalam ISDP. Dari sana, keduanya sering berdiskusi dengan Sneevlit. Maka tak diragukan lagi bahwa mereka sangat paham dengan pemahaman komunis ini. Keinginan mereka untuk menyebarkan pemahaman sudah terbenak sejak dulu, dan pertemuan mereka berdua membuka jalan dalam penyebaran ideologi komunis ini. Mereka menemukan celah yang pas didalam organisasi Syarikat Islam ini, dan mereka dengan mudah memasukan pemahaman komunis.

"Syarikat Islam yang kurang memperhatikan nasib buruh, telah merupakan lowongan baik bagi ide-ide radikal yang dimasukan oleh Semaun dan Darsono yang tadinya diinspirasikan oleh Sneevlit," seperti yang dikatakannya. Kesempatan inilah yang membuat mereka berdua memiliki jalan mudah dalam penyebaran ideologi komunis tersebut. Mereka membodohi para buruh yang dipandang sebelah mata oleh Syerikat Indonesia. Celah ini sangatlah ampuh sekali, karena dengan pengetahuan mereka yang begitu rendah, membuat mereka mudah sekali untuk dibodohi.

Salah seorang tokoh SI, Haji Agus Salim, akhirnya menegakkan disiplin partai. SI pun berganti nama menjadi Partai Syarikat Islam di tahun 1921. Dan semenjak itulah organisasi ini menjadi organisasi partai. Serta diakui oleh pemerintah dalam menjalankan segala progam kerjanya. Sesudah itu, barulah resmi nama PKI mencuat. Namun, lanjut Hatta, partai komunis itu pun tidak kompak lantaran salah seorang pendirinya, Tan Malaka, membentuk Partai Rakyat Indonesia (PARI). "PKI yang baru itupun tidak kompak. Tan Malaka kemudian membentuk PARI," terang Mohamad Hatta.

Dalam sejarahnya di Indonesia, PKI melakukan tiga pemberontakan. Pemberontakan pertama adalah tahun 1926. Pemberontakan itu gagal dan PKI dilibas pemerintah kolonial Belanda. Ribuan orang dibunuh dan sekitar 13.000 orang ditahan. Sejumlah 1.308 orang, umumnya kader-kader partai, dikirim ke Boven Digul, sebuah kamp tahanan di Papua. Gerakan bawah tanah membangkitkan PKI hingga kembali solid. Pada 1948, PKI melancarkan pemberontakan kedua. Pemberontakan berniat meruntuhkan RI dan menggantinya dengan negara komunis. Upaya kedua ini kembali gagal. Literatur mencatat pemberontakan ketiga dilakukan pada 1965, lagi-lagi gagal.

Jika dilihat dari masa lalu yang begitu tragis, banyak korban yang bertebaran seharusnya membuat kita berpikir lebih. Pasalnya PKI saat ini diduga bangkit Kembali, sangat tidak pantas jika kita mengikutinya Kembali. Mungkin yang kita lihat sekarang ideologi ini sudah mulai terkikis, padahal anak keturunan PKI yang masih hidup dimasa ini ingin membalaskan dendam para nenek moyangnya terdahulu. Berita tentang pengantian ideologi Pancasila juga pernah ramai dibicarakan oleh banyak orang di negara ini. Mulai dari yang berkata penghapusan ideologi Pancasila hingga penggantian menjadi ideologi komunis.

"Jika taruhannya adalah ideologi Pancasila, tegaknya NKRI serta persatuan dan kesatuan bangsa, maka tidak boleh ada keraguan sedikitpun untuk menyatakan sikap dengan tegas. Ideologi Pancasila harga mati. Karena itu harus kita jaga dan kita pertahankan, walaupun dengan pengorbanan jiwa dan raga," kata Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Bambang Soesatyo (Bamsoet) saat orasi politik di Milad Akbar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) ke-54 di Yogyakarta, Rabu (14/3/2018) malam. Berita diatas memaparkan bahwa Pancasila harga mati, tidak ada yang boleh menggantikan ideologi yang telah lama menempel mandarah daging dengan rakyat Indonesia.

Menurut penulis, kita diharuskan lebih sering memfilter setiap berita yang masuk pada keseharian kita. Berguna untuk diri kita sendiri, agar tidak terjerumus kedalam dunia informasi yang sangat kejam. Di era saat ini yang dibutuhkan adalah skill kita untuk memahami perkembangan zaman ini. Sangat fatal sekali jika kita terjerumus kedalam pengaruh ajaran komunis lewat sosial media yang setiap hari kita konsumsi. Jadi harus kita pahami sekali pengertian Pancasila yang melekat pada bangsa kita ini. Dan semua ini dapat dicegah dengan kita melek digital.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun