Mohon tunggu...
Teguh Hartono Patriantoro
Teguh Hartono Patriantoro Mohon Tunggu... profesional -

Modern and Independent\r\nwww.soundvillages.webs.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Surat Cintaku untuk SBY: Aku Adalah Apa yang Aku Lihat

18 Juni 2013   19:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:48 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Transformasi politik (era reformasi) tahun 1998 yang diharapkan mampu membawa perubahan lebih baik, ternyata berbalik menjadi pintu gerbang masuknya segala persoalan bangsa. Mafioso peradian, korupsi berjamaah, dan kekerasan adalah realita yang selalu mengontrak tayangan televisi. ya.......inilah nasib yang menimpa si anak bungsu bernama Indonesia. Nasib si anak bungsu yang dinahkodai oleh seorang TNI ini , lambat laun wajahnya tertutup debu, sehingga sulit untuk dikenali dunia. Bahkan lebih ironis lagi si Anak bungsu kini semakin tenggelam dalam kejayaan kakak-kakak pendahulunya (Majapahit, Sriwijaya, Mataram Kuna, Samudra Pasai dll) . Sang Lady Justice yang  digadang-gadang mampu memberikan keadilan dan ketentraman bagi masyarakat untuk menyaksikan drama  kolosal pemberantasan korupsi-pun, ternyata bersibuk dengan Twitternya. Nahkoda dari TNI yang berhasil menghilangkan tahi lalat paska pelantikan sebagai Presiden ini,  ternyata hanyalah seorang penyanyi Cabaret Mambo di Thailand. Bukan hanya piawai untuk mempertahankan jargon "lanjutkan perubahan" pada fisiknya, piawai dalam membuat lagu, upload foto untuk account twitter-nya,  ternyata RI I tidak pernah bertanggung jawab untuk mengumumkan kenaikan harga BBM secara langsung. Hal ini tentu saja bertentangan dengan keberanian masyarakat yang selalu membara, selalu mengiringi api yang berkobar ketika harga BBM dinaikkan. Tentu saja sebagai WNI yang baik dan memahami esensi dari pertunjukan Cabaret Mambo,kita sudah paham, bahwa RI I tidak akan pernah mengumumkan kenaikan UMR buruh, mengumumkan jumlah koruptor yang sudah terpenggal, para gelandangan mendapatkan pelatihan, seniman diayomi, dan dongeng-dongeng yang serupa disaat kenaikan harga BBM. Sumber Foto: http://kabarnet.files.wordpress.com/2010/05/sby-beda11.png?w=443&h=383

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun