Mohon tunggu...
Papang Dany Rumono
Papang Dany Rumono Mohon Tunggu... -

Ketika sebaya saya bermaindan bersenang-senang diluar sana. Saya menyendiri di kamar, menciptakan dunia sendiri di kepala saya...menciptakan konflik dan permasalahan di dunia itu..lalu menyelesaikan masalah2 tersebut...sendirian tentunya..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dwilogi Merapi : BALA TENTARA MERAPI #2

7 November 2010   05:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:47 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mozaik 5

Semua sudah berakhir...

Terpaku Merapi melihat semuanya...

Hancur sudah...

Musnah sudah...

Ribuan mayat bergelimpangan...

Ia telah mengorbankan rakyat yang begitu sangat mencintainya...

Tapi ia yakin bahwa apa yang telah ia perbuat tidak sia-sia

Karena ketika dibalik mata yang terpejam dan berlinang...

Ditengah telinga tertutup ketika bencana terjadi tadi...

Sayup-sayup ia mendengar dan samar-samar ia melihat Penguasa Kraton menangis pilu...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun