Mohon tunggu...
Papang Dany Rumono
Papang Dany Rumono Mohon Tunggu... -

Ketika sebaya saya bermaindan bersenang-senang diluar sana. Saya menyendiri di kamar, menciptakan dunia sendiri di kepala saya...menciptakan konflik dan permasalahan di dunia itu..lalu menyelesaikan masalah2 tersebut...sendirian tentunya..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dwilogi Merapi : BALA TENTARA MERAPI #2

7 November 2010   05:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:47 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mozaik 3 : Jengah

Sudah terang sekarang...kenapa Batara Guru menciptakan Merapi yang letaknya sama jaraknya sejauh Pantai Selatan dengan Kraton. Kenapa diberikan olehnya kekuatan dan kesaktian maha dahsyat itu. Tak lain untuk menandingi Pantai Selatan dan agar bisa menjadi penasihat Kraton agar tidak selalu condong ke Pantai Selatan.

Kali ini nampaknya Merapi telah murka. Entahlah mengapa ia mengerahkan pasukan berjirah putih pekat itu untuk menghancurkan semuanya, bahkan seorang Abdi Dalem Kraton pun tak luput dari pasukan itu, padahal selama ini ia menjadi penghubung antara Merapi-Kraton dan Merapi-rakyat.

Sudah terang sekarang...kenapa Merapi semurka itu. Kenapa dikirimkannya bala tentaranya, kenapa sampai Abdi Dalem setia itu ikut dibunuhnya. Tak lain karena Merapi jengah dengan sikap Penguasa Kraton. Jengah karena penguasa itu telah melupakan apa yang telah dilakukan oleh leluhurnya. Yaitu sumpah setia untuk memimpin dan melayani rakyat kerajaan. Merapi jengah penguasa sekarang mempunyai ambisi lain, yaitu menginginkan kuasa yang lebih besar, yaitu kuasa atas khayangan. Entah siapa yang mempengaruhinya? Pantai Selatankah? Entahlah...jika itu terjadi maka perhatian Penguasa itu akan terbelah antara mengurusi Kraton dengan mengurusi Khayangan. Dan rakyat akan diabaikan...

Diutuslah oleh Merapi Abdi Dalem itu untuk menghadap Kraton agar ia menyampaikan isi pikiran Merapi.

Tapi bagi penguasa sekarang, Merapi hanyalah seonggok gunung yang diberi titah hanya untuk menghidupi dan memberi kemakmuran rakyatnya. Bukan memberi petunjuk apalagi yang dapat menghalangi ambisi Sang Penguasa.

Mozaik 4 : Tangisan Pilu

Maka hari itu Merapi mengutus Bala Tentara untuk menarik perhatian Penguasa Kraton.

Anda tau? Merapi melakukan itu dengan air mata berlinang...

Bahkan ia tidak sanggup menyaksikan ketika pasukannya menerjang pondok kecil milik Abdi Dalem yang selama ribuan tahun setia menemaninya...

Abdi Dalem yang mengorbankan nyawanya ketika ada orang-orang jahat yang ingin merusaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun