Mungkin, kau pernah melihat seseorang begitu bahagia. Dia tertawa lepas, seakan hidupnya tidak ada masalah.
Mungkin, kau pernah melihat seseorang tetap bahagia meski hidupnya di tikam masalah. Bahkan tawanya melebihi tawamu, bahkan dia tetap bisa membuat orang lain tertawa.
Kadang mereka mentertawakan diri mereka sendiri agar orang lain ikut tertawa bersamanya.
Sebenarnya dia itu hancur, dia tidak benar-benar bahagia. Tawanya itu hanya untuk menutupi keadaan yang sebenarnya, dia selalu merasa kesepian dalam keramaian.
Dia selalu bimbang
Dia rapuh karena pemikirannya
Mau jadi apa kedepannya?
Seperti apa hidup selanjutnya?
Dia merasa hidupnya tidak berguna, apalagi saat ia tidak bisa memberikan apa-apa kepada orang tuanya. Apalagi saat ia melihat orang tuanya yang semakin renta, sedangkan dia semakin dewasa tapi...
Setiap malam dia tak punya mimpi
Dia sibuk berkelahi dengan pemikirannya sendiri. Terkadang, dia tidak apa tau apa yang ia lakukan. Asalkan membahagiakan, maka itu yang dapat ia lakukan.
Dia sudah berusaha
Nasib badan yang malang
Semua kembali sia-sia, dia mengeluh.
Akan tetapi dia berpikir, untuk apa mengeluh? Dia selalu menasehati orang-orang, memberikan motivasi begitu bijak. Tapi menjadi munafik kepada diri sendiri, begitulah dia. Dia adalah munafik, membuat orang lain tertawa bisa, namun diri sendiri tidak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H