Yang namanya hasrat biologis tetap saja sulit ditahan apabila sudah tiba masanya minta disalurkan. Kebutuhan suami-istri yang mendasar ini tidak mengenal istilah kaya-miskin, petinggi-rakyat jelata, orang kota maupun yang tinggal didesa.
Ucok, seorang anak berusia 7 tahun, tinggal dengan kedua orangtuanya dibedeng pekerja perkebunan sawit di Riau. Sebagaimana keluarga pekerja yang lainnya, keluarga Ucok mendapat jatah kamar dari papan seluas 3x3m, sehingga segala aktifitas rumah tanggahanya terbatas dalam ruangan tsb. Jangan harap ada ruang untuk santai, untuk tidurpun mereka bertiga harus berdesakan setiap malamya.
Sebagai anak lelaki, Ucok termasuk kategori penakut. Untuk kencing malam didepan pintu kamar saja minta ditemani. Apalagi selepas pukul 21.00 jatah listrik sudah dimatikan oleh perusahaan.
Alkisah pada suatu malam, pasangan suami istri ini berkeinginan untuk menyalurkan hasrat biologisnya. “Sudah tidur belum si Ucok, Mak?” bisik si suami pada istrinya dikegelapan. “Sepertinya sudah bang, dari tadi sudah diam saja” balas istrinya. Nah, mulailah acara rutin berasyik masyuk pasangan suami-istri ini berlangsung. Namanya juga manusia, kalau sudah begitu sering lupa diri. Diantara dengusan napasnya si suami berbisik agak keras: “Aku mau keluar Mak”, kemudian si istri menyahut: “ Aku juga mau keluar.”
Tiba-tiba si Ucok dari balik sarungnya berteriak: “Aku juga ikut keluar”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H