Mohon tunggu...
Agung Dwi Laksono
Agung Dwi Laksono Mohon Tunggu... lainnya -

hidup adalah pilihan.. kebanyakan bukan soal salah ato benar.. tergantung kita mau memilih yg mana.. yg terpenting adalah konsekuensi dr setiap pilihan.. bisakah kita mengantisipasi konsekuensi pilihan kita?

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Gundul-gundul Pacul

18 Oktober 2010   05:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:20 1103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

"Gundul-gundul pacul, Gemblelengan

Nyunggi-nyungi wakul, Gemblelengan

Wakul ngglempang

Segone dadi sak ratan"

adalah kepala gundul, kepala tanpa otak... yang seharusnya kita tidak memilihnya!
sebagai pemimpin, sebagai panutan, sebagai apapun yang bisa memegang amanah umat.

karena wakul adalah amanah, beban berat yang tidak bisa dijalankan dengan otak bebal, karena amanah bukanlah permainan.

dan bila amanah tak dipanggul dengan kesungguhan, ngglempang tidak terkira, maka akan berakibat fatal!

segone dadi sak ratan, akan terjadi chaos, akan merusak yang berdampak pada semua sendi, semua sektor, sistemik, sak ratan!

dan bila itu semua terjadi, kita termasuk yang harus dipersalahkan!
karena telah memilih pemimpin yang salah, memilih panutan secara sembarangan...

'aku ra melu milih kok kang...'
tetep aja salah! diberi peluang untuk memilih yang bijak kok malah nggak milih, sehingga yang 'gundul' jadi bisa naik 'nyunggi wakul'

-papa-

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun