Di manakah bisa menikmati tawuran? Menikmati, bukan mencegah atau mengutuk perbuatannya. Seperti melihat orang berkelahi secara resmi, dengan menggunakan tinjunya, atau dengan tendangan kakinya, enak saja dilakukan asal itu di arena olah raga. Ada aturannya, ada yang menegakkan aturannya itu, maka silahkan saja saling bertawuran, kami-kami ini akan enak menonton. Jawaranya dapet hadiah, tentu saja.
Jadi, kata larangannya adalah jangan mencoba saling membunuh di pertengkaran apapun. Katanya yang tahu, kekerasan itu salah satu bentuk pelampiasan dari kegalauan batin. Berontaklah ia karena mendapatkan tekanan bertubi-tubi dan tak bisa mempertahankan diri. Inilah tabiat manusia.
Tapi kalau yang di foto ini sebaliknya. Dia merasa diperhatikan jika diinjak-injak, kalau tergeletak begitu saja malah tiada harganya.
Jenis yang satunya ini sama juga tabiatnya, terinjak-injak tapi tak berontak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H