Desember lalu, kami mendapat khabar duka dari Medan, bahwa Bapak sudah dipanggil Tuhan... Kami yang tinggal di Kupang merasa sedih teramat dalam karena tidak bisa melihat Bapak serta mendengar kata-kata terakhir beliau, hanya melalui videocall WA yang kami rutin laksanakan untuk mengetahui perkembangan kesehatan Bapak selama di rawat di Rumah Sakit di Medan. Bapak...Desember ini seharusnya menjadi momen indah untuk merayakan ulang tahun mu ke 67 dan berfoto keluarga bersama anak, mantu dan cucu-cucumu...Â
Kami pun memesan tiket untuk melihat jasadmu dan memberikan penghormatan untuk terakhirnya sebelum dikebumikan ke kampung halaman, kami menantu dan cucu-cumu , berempat kami memesan tiket untuk pulang ke Medan lusanya.
Musim natal dan tahun baru ini betul-betul dimanfaatkan agen penerbangan lokal untuk meraup untung besar dengan menaikkan harga tiket pesawat yang lumayan mahal, akhirnya kami pun memilih berangkat ke Medan dari Kupang via Malaysia, Kuala Lumpur... Untuk menemuimu Pak...
Gedung-gedung pencakar langit Kuala Lumpur, Merdeka Tower dan Petronas Twin Tower  dan mulusnya jalan Tol dari KLIA ke KL untuk kami transit sehari di Kuala Lumpur sebelum besok terbang ke Medan untuk tiket yang lebih hemat. Hatiku hampa... rindu kenangan manis semasa kecil bersama Bapak yang kini telah pergi meninggalkan kami... rindu pak dengan kesederhanaan dan nasihatmu, aku bersyukur dan bangga punya Bapak sepertimu, maafkan aku ya Pak belum bisa memberikan terbaik ataupun mewujudkan mimpi-mimpimu... Aku yakin dan berdoa selalu Bapak sudah sembuh dan tenang di surga...Doakan kami keturunanmu...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H