Mohon tunggu...
pan lara
pan lara Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

We Love NKRI

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Memupuk Jiwa Nasionalis Sejak Dini

28 Januari 2014   16:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:22 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Banyak hal yang dilakukan oleh orang tua untuk memberikan anaknya pendidikan yang terbaik agar tidak terjerumus keranah narkoba (obat-obatan terlarang). Dengan memberikan motivasi kepada anak didiknya dapat membantu mereka dalam menumbuh kembangkan rasa Nasionalisme sejak dini.

Pentingnya rasa patriotisme dan Nasionalisme sendiri tidak dapat dimiliki begitu saja saat sang anak mulai dewasa. Ini harus ditanamkan dan dipupuk sejak kecil sehingga mengakar sampai sewasa. “Semua itu berawal dari penanaman nilai-nilai di rumah. Orang tua dan orang yang terdekat dengan anak itu yang utama.”ucap Maria 1 Oktober 2011.

Penanaman nilai-nilai kebangsaan bisa dimulai sejak umur 3 tahun ketika anak tersebut sudah mampu berkomunikasi dengan baik. Misalkan orang tua dengan membelikan mainan buatan Indonesia, makanan, minuman, dan bahkan pakaian semua dari buatan Indonesia. Dari sana akan mulai terasa sang anak akan semua pemberian tersebut namun belum sepenuhnya mengerti akan jiwa Nasionalisme.

Butuh proses dan kecerdasan sang anak dalam pertumbuhannya. Agar bisa memupuk bangsa, orang tua ikut terlibat dalam memupuk tanah air pada anak. Adapun tahapan orang tua yaitu dengan memperhatikan emosional sang anak sehingga mau berinteraksi dengan orang tua. Pertama dimana orang tua menguatkan dulu sikap emosionalnya kepada sang anak agar mau berinteraksi dengan orang tua. “Jika ikatanorangtua dengan anak sudah baik, inilah waktunya untuk menrasfer nilai-nilai agama, moral dan etika yang akan dijadikan anak sebagai pedoman hidupnya,” tegas Maria.

Masa depan bangsa tergantung ditangan anak Indonesia, untuk itu anak merupakan calon pemimpin masa depan yang akan menentukan pembangunan Indonesia yang demokratis, tanpa anarkis, tanpa kekerasan, dan tanpa merusak lingkungan dan nilai budaya bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun