Mohon tunggu...
pan lara
pan lara Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

We Love NKRI

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Awas Bahaya "Money Politic" dalam Pemilu 2014

7 Januari 2014   13:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:04 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menjelang Pemilu 2014 mendatang di prediksi banyak terdapat praktik money politic (politik uang). Pasalnya, hal itu masih menjadi salah satu instrumen bagi politikus untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Maraknya aktivitas money politic dalam setiap perhelatan pemilu satu dekade belakangan ini, telah berdampak pada terbentuknya karakter pemilih pemilu yang menjadikan kebendaan semata seperti uang, beras, dan sejenisnya sebagai dasar dalam menyalurkan hak suara serta menentukan pilihan pada saat pemilu.

Peluang money politic pada Pemilu 2014 mendatang masih sangat terbuka lebar. Dari itu perlu kerja keras dan agresifitas Bawaslu dan partisipasi masyarakat. Money politic masih saja terjadi dikarenakan para elite politik dilanda penyakit pragmatisme politik. Mereka masuk dalam jabatan-jabatan politik untuk mengabdi atau untuk mewujudkan kesejahteraan umum mencerdaskan kehidupan bangsa. Akan tetapi mereka masuk untuk memperkaya diri, yang tidak kaya kemudian mencari status. Jadi semata-mata untuk kepentingan diri sendiri bahkan kelompok dan golongan.

Money politic pada Pemilu 2014 mendatang tidak hanya terjadi di pileg, namun di pilpres pun hal itu dapat terjadi. Karena di pileg itu berbagai pihak sudah terlibat, karena itu dimungkinkan semua pihak yang terlibat di dalam pemilu memainkan itu. Money politic merupakan senjata yang ampuh untuk negara yang sedang berkembang yang budaya politiknya rendah seperti Indonesia.

Indonesia agak sulit untuk terlepas dari money politic. Bahkan pada Pemilu 2019 nanti pun, money politic pasti masih akan ada dan hanya terkikis sedikit saja. Karena itu pengawasan dan peran Bawaslu serta masyarakat sangat penting. Bawaslu harus bekerja keras untuk mengawasi semua TPS (Tempat Pemungutan Suara) agar bisa mencegah praktek money politic. Selain itu, kembali lagi ke masyarakat harus sadar bahwa dalam menentukan hak suaranya dalam pileg atau pilpres harus berdasarkan hati nurani jangan tergiur dengan adanya money politic karena hak suara masyarakat Indonesia sangat menentukan kemana jalan kepemimpinan bangsa ini kelak nantinya suram atau cerah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun