Mohon tunggu...
raga danendra
raga danendra Mohon Tunggu... -

saya hanyalah pengagum Raden Panji Sastrokartono seorang mahasiswa pertama indonesia di belanda, menguasai banyak bahasa asing, terlibat dalam perundingan perdamaian Perang Dunia 1 sebagai penterjemah, wartawan international. tapi sayang dilupakan di negri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Warung, Sebuah Ajaran Kehidupan

25 Juli 2014   00:16 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:18 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi saya jogjakarta memang benar - benar layak disebut sebagai kota pelajar dan kebudayaan. Bukan hanya di sekolah atau Perguruan Tinggi yang jumlahnya ratusan kita dapat belajar, di sini sebuah tempat yang disekat dengan anyaman bambu berukuran 3 x 6 meterpun kita dapat belajar banyak. Warung, biasa orang Jogja menyebutnya. Sebuah tempat sederhana dengan masakan sederhana yang mencerminkan semua kesederhanaan serta toleransi antar golongan dari setiap pengunjungnya. Di warung bahkan seorang pegawai pemerintahan dan dosen bisa banyak belajar dari seorang tukang becak. luar biasa bagi saya, karena tanpa sikap toleransi dan rendah hati hal tersebut tidak akan terjadi. Ada kebersamaan di warung ini yang terletak di sebelah Balaikota Jogjakarta. Melihat jaraknya yang berdekatan dengan Balaikota jogjakarta maka tidaklah mengherankan jika pengunjungnya di dominasi oleh pegawai pemerintahan Jogjakarta. Saya enggan membicarakan tentang korupsi waktu para pegawai pemerintahan tersebut karena bagi saya waktu bukanlah ikatan bagi seorang profesional untuk menyelesaikan pekerjaannya. Berbagai macam karakter dengan latar belakang pendidikan dan pekerjaan ada di warung, dari blandong (penebang kayu dalam bahasa jawa ) hingga lurah serta pengusaha. Pokok bahasan mulai dari keseharian mereka sampai situasi politik terkini ada di warung. Bebas berpendapat tanpa ada siraman air minum             ( baca munarman case ) ataupun walk out ( baca prabowo ) untuk setiap perbedaan pendapat yang terjadi.

Ditemani secangkir temulawak gula batu semua cerita bisa berubah dengan skenario warung. Semua cerita bisa menjadi apapun di warung, khas dengan gubahan bergaya akar rumput. Mistis, jenaka, dan sedikit sinis. mistis karena apapun peristiwa yang terjadi akan dikaitkan dengan sebuah ramalan ataupun perhitungan jawa. Jenaka, karena setiap cerita apapun akan selalu berakhir dengan tawa gembira. Bahkan cerita kematian yang seharusnya penuh keprihatinan dan tragis bisa berubah menjadi canda dan tawa yang natural tanpa adanya muatan hinaan. Entah tombol apa yang ada di otak kiri pra pengunjung warung sehingga bisa mengubah semua essensi tersebut tanpa bantuan script writer ( penulis naskah ) terlebih dahulu. Sinis adalah sifat wajib setiap forum akar rumput dimanapun tumbuh. Sinis terhadap beban hidup mereka yang sudah terlalu berat akan selalu di akarkan terhadap kebijakan - kebijakan pemerintah.

Warung adalah sebuah Universitas Terbuka, terbuka bagi siapa saja yang mau belajar. Belajar bertoleransi, belajar mendengar dengan baik, belajar tentang apapun yang tidak akan pernah kita dapatkan di sekolah formal. Warung adalah facebook,  karena semua orang dari berbagai latar belakang sosial bertemu di sini. Warung adalah Twitter, karena semua orang bisa berkicau di sini dengan bebas tanpa dibatasi 140 karakter. Warung adalah linkedin, karena semua orang profesional disini bisa berbagi kesempatan bekerja dan mendapatkan rezeki baru. Warung adalah instagram, karena di sini setiap potret kehidupan diunggah dengan #toleransi.

Seharusnya sebuah negara belajar dari sebuah warung tentang toleransi akan keberagaman dan kebebasan berbicara, seharusnya. Jika tidak sempat berkunjung ke Jogjakarta carilah warung - warung lain yang ada di kotamu, belajarlah, mendengarlah tentang semua yang baru. Jika tak kalian temukan maka ciptakanlah warungmu sendiri.

salam,

Raga

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun