lingkungan, peran generasi muda menjadi krusial untuk menjaga dan melestarikan ekosistem khususnya mangrove. Sumatera Utara yang menjadi salah satu provinsi target Badan Restorasi Gambut dan Mangrove merupakan sebuah tantangan dalam menjaga keberlanjutan ekosistem gambut dan mangrove bagi generasi muda untuk melestarikannya. Untuk itu, Badan Restorasi Gambut dan Mangrove bersama Muhammadiyah wilayah Sumatera Utara menginisiasi sebuah kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan serta membekali kapasitas angkatan muda Muhammadiyah  dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk berkontribusi dalam upaya rehabilitasi mangrove.
Di era yang semakin melek akan isuBRGM memiliki tugas dalam memfasilitasi percepatan pelaksanaan restorasi gambut dan mangrove serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada areal restorasi gambut dan melaksanakan percepatan rehabilitasi mangrove di provinsi target. Kegiatan ini menjadi salah satu program yang relevan dengan BRGM dan juga Muhammadiyah wilayah Sumatera Utara. Dr. Irwansyah M.A, selaku pimpinan wilayah Muhammadiyah Provinsi Sumatera Utara, menyatakan bahwa "Acara ini memiliki kedekatan yang erat dengan program-program kerja dengan Majelis Lingkungan Hidup yang melibatkan angkatan muda Muhammadiyah. Kegiatan-kegiatan peduli lingkungan yang melibatkan generasi muda, perlu adanya dukungan yang serius agar berkelanjutan." Irwansyah juga menambahkan bahwa, sejarah perundang-undangan tentang lingkungan hidup pernah terjadi pada tahun 80-an di pulau Jawa yang mengumpulkan ulama dan menghasilkan para fiqih lingkungan.Â
Kegiatan ini tidak hanya berfokus pada peningkatan kapasitas angkatan muda Muhammadiyah tetapi juga bertujuan untuk membangun kesadaran di kalangan generasi muda tentang pentingnya menjaga ekosistem gambut dan mangrove. Dengan melibatkan anggota Muhammadiyah, pelatihan ini diharapkan dapat membangun jaringan yang kuat antara Muhammadiyah dengan BRGM sehingga kolaborasi terkait proyek-proyek serupa dapat berkelanjutan. Pelatihan yang dilaksanakan pada tanggal 12 Desember - 14 Desember yang bertepatan di Karibia Boutique Hotel ini, dihadiri oleh 46 angkatan muda Muhammadiyah. Dengan mengundang pihak yang berkompeten di bidang lingkungan seperti Dr. Ane Permatasari S.IP, M.A dan Prof. Dr. Yeni Widowaty, S.H., M.Hum selaku dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan, Â Yeni Widowaty, mengangkat tema mengenai degradasi lingkungan dan perubahan iklim, ia menyatakan bahwa terdapat salah satu prinsip untuk menjaga lingkungan menurut salah satu ulama "Jadi ada satu prinsip dalam menjaga lingkungan menurut KH Ali Yafie yaitu tawasuth, atau istilah lainnya keseimbangan. Jadi, manusia harus bisa menyeimbangkan antara kebutuhan ekonomi dengan lingkungan." Dalam hal ini manusia harus menghargai hayati dan lingkungan serta tidak merusaknya tanpa sengaja dan tidak disengaja.Â
Pelatihan Angkatan Muda Peduli Mangrove dirasakan manfaatnya oleh salah satu peserta. Sutan Firmansyah yang merupakan Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Sumatera Utara sekaligus peserta kegiatan ini mengungkapkan kesan dan pesan selama kegiatan ini berlangsung. Sutan mengatakan bahwa kegiatan ini sangat luar biasa, dengan mengangkat tema mangrove sehingga dirasa sangat relevan dengan kondisi yang kita alami seperti bencana alam. Sutan menambahkan bahwa "Kalau tidak menjaga itu semua, bagaimana kita memiliki kehidupan yang aman dan damai karena kalau bukan kita siapa lagi" ujarnya. Dengan demikian, kegiatan ini perlu adanya dukungan berbagai stakeholder agar berkelanjutan.Â
Upaya pengenalan dan pendidikan mengenai pentingnya pengelolaan lingkungan khususnya ekosistem mangrove harus dilakukan melalui berbagai pendekatan yang melibatkan masyarakat luas. Salah satu pendekatan yang perlu dilakukan adalah pendekatan keagamaan. Hal ini didasarkan pemikiran kerusakan lingkungan yang tidak bisa lepas dari adanya krisis moral dalam kehidupan masyarakat. Masyarakat masih memandang bahwa alam sebagai objek yang harus dimanfaatkan untuk kesejahteraan ekonomi tanpa diikuti kesadaran untuk merawatnya sebagai bagian tanggungjawab keagaamaan.
Berdasarkan pemikiran tersebut, PP Muhammadiyah memandang perlunya peningkatan kapasitas para Angkatan Muda Muhammadiyah untuk terlibat aktif dalam kegiatan dakwah lingkungan khususnya di wilayah daerah mangrove. Hal ini karena bagi Muhammadiyah, agama sejatinya bukan hanya persoalan ibadah ritual semata, melainkan menjadi wadah sekaligus kekuatan untuk membangun dan menanamkan nilai-nilai kebaikan dan pembaharuan kehidupan umat. Untuk itulah, kegiatan kolaborasi antara BRGM dengan Muhammadiyah wilayah Sumatera Utara diselenggarakan yang dengan tema kgiatan Pelatihan Angkatan Muda Peduli Mangrove.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H