Tujuan dilakukannya audit sistem informasi adalah sebagai berikut:
- Mengamankan aset
- Menjaga integritas data
- Menjaga efektivitas sistem
- Mencapai efisiensi sumber daya.
Dari keempat tujuan tersebut, audit sistem informasi saat ini merupakan audit yang penting untuk dilakukan karena saat ini, sebagian besar perusahaan telah memiliki sistem informasi dalam proses bisnis mereka.
Audit sistem informasi memiliki 2 jenis pengendalian, yaitu:
- Pengendalian umum
- Pengendalian umum merupakan pengendalian yang mengatur lingkungan pada sistem, dari mulai pada saat dibangun, dikembangkan, dipelihara hingga dioperasikan. Pengendalian umum tersebut digunkan untuk dapat memantau pengoperasian dari aplikasi yang digunakan oleh entitas.
- Pengendalian aplikasi
- Pengendalian aplikasi adalah pengendalian yang digunakan untuk meyakinkan bahwa data yang diproses sistem telah lengkap, akurat dan juga tepat waktu.
Audit sistem informasi saat ini juga sudah semakin berkembang. Saat ini sudah banyak perangkat lunak yang dapat digunakan untuk melakukan audit sistem informasi tersebut. Dilansir dari laman https://trisnadi169.blogspot.com/ terdapat beberapa software yang dapat digunakan auditor untuk melakukan audit, antara lain IDEA (Interactive Data Analysis Software), APG (Audit Program Generator), AUDIT-Easy, EZ-R Stats, QSAQ, Random Audit Assistant, Auto Audit, dan masih banyak software yang dapat digunakan oleh auditor termasuk juga Python.
Python
Menurut Jubilee Enterprise (2017), Python merupakan suatu bahasa pemrograman interpretatif yang dianggap mudah untuk dipelajari dan berfokus kepada keterbacaan kode. Python diklaim mempunyai bahasa pemrograman dimana kode-kode pemrograman tersebut tergolong sangat jelas, lengkap, dan juga mudah dipahami. Secara umum, python berbentuk pemrograman dengan berorientasi pada objek, imperative, dan fungsional. Python dapat digunakan untuk berbagai macam keperluan dalam pengembangan perangkat lunak, memiliki lisensi yang dapat digunakan secara bebas oleh siapapun bahkan untuk keperluan komersial, serta dapat dijalankan pada berbagai macam sistem operasi. Beberapa platform yang mendukung Python antara lain:
- Linux
- Windows
- Mac OS X
- Java Virtual Machine
- OS/2
- Amiga
- Palm
- Symbian
Sejarah Python
Python dikembangkan pertama kali oleh Guido va Rossum yang merupakan programmer kelahiran Belanda tahun 1991 dan merupakan lanjutan atas bahasa pemrograman ABC yang berkembang pada saat itu. Nama Python sendiri digunakan oleh Guido untuk nama bahasa pemrograman yang dia ciptakan karena Guido memiliki acara televisi favorit Guido adalah Monty Python’s Flying Circus. Salah satu perbedaan utama Python dengan bahasa pemrograman yang lainnya yaitu pengembangan python tersebut melibatkan jutaan programmer, peniliti, dan juga pengguna dari berbagai latar belakang (tidak hanya dari latar belakang IT). Hal tersebut memungkinkan karena Python merupakan bahasa pemrograman yang bersifat open source.
Mengapa Melakukan Audit Sistem Informasi dengan Python?
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, terdapat 4 tujuan dilakukannya audit sistem informasi. Tujuan tersebut dijabarkan sebagai berikut:
- Mengamankan aset: Audit sistem informasi diperlukan dalam rangka pengamanan aset dari entitas terutama aset-aset yang berhubungan dengan instalasi sistem informasi. Aset-aset tersebut mencakup perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), sumber daya manusia, data, dokumen sistem, serta peralatan pendukung lainnya dalam sistem informasi entitas.
- Menjaga integritas data: Integritas data berarti data memiliki atribut-atribut yang membuat data tersebut berintegritas. Atribut tersebut antara lain kelengkapan, baik dan dipercaya, kemurnian, dan ketelitian. Tanpa adanya integritas data, maka informasi yang ada pun akan menjadi bias dan dapat menimbulkan kesalahan saat pengambilan keputusan oleh para pemangku kepentingan. Oleh karena itu, untuk menjaga integritas data tersebut, diperlukan pengawasan melalui audit sistem informasi sehingga informasi yang dihasilkan dari sistem informasi dapat mencerminkan gambaran dari organisasi itu sendiri.
- Menjaga efektivitas sistem: Dengan audit sistem informasi, auditor akan dapat memberikan rekomendasi dan meyakinkan bahwa sistem telah menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi user.
- Mencapai efisiensi sumber daya: Suatu sistem infomasi dalam entitas menggunakan berbagai macam sumber daya seperti mesin, perangkat lunak, sarana komunikasi, termasuk juga sumber daya manusia yang mengoperasikan sistem tersebut. Untuk dapat mencapai efisiensi tersebut, sistem informasi harus menggunakan sumber daya yang seminimal mungkin dan menghasilkan output yang diharapkan oleh entitas. Audit sistem informasi akan menilai tingkat efisiensi dari sistem informasi tersebut sehingga dapat memberikan rekomendasi untuk dapat melakukan efisiensi atas sumber daya yang digunakan dalam sistem informasi tersebut.
Untuk dapat mencapai tujuan-tujuan di atas, auditor memerlukan software yang digunakan sebagai alat bantu dalam melaksanakan pemeriksaan. Menurut Philippe Peret (2022) dengan menggunakan batuan perangkat lunak tersebut, auditor dapat menekan biaya dan juga menekan orang yang ditugaskan untuk melaksanakan audit sehingga akan menjadi lebih efektif. Misalnya saja, terkait dengan pemeriksaan atas barang persedian. Mungkin untuk perusahaan yang masih relatif kecil, auditor akan dengan mudah untuk melakukan pemeriksaan atas informasi persediaan yang dicatat dalam laporan keuangan dengan jumlah fisik atas persediaan tersebut. Namun seiringnya waktu perusahaan menjadi lebih besar, auditor akan semakin kewalahan untuk melakukan pemeriksaan tersebut sehingga memerlukan sumber daya yang cukup banyak juga. Bandingkan dengan menggunakan perangkat lunak audit, dengan menggunakan perangkat lunak audit tersebut, auditor tidak perlu untuk melakukan analisis data yang jumlahnya sangat banyak. Data-data tersebut akan dapat diolah dengan menggunakan perangkat lunak tersebut.