Mohon tunggu...
Panji Nur Muhammad Sholih
Panji Nur Muhammad Sholih Mohon Tunggu... Ahli Gizi - pengangguran

pengangguran

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Keping Lagu Hujan yang Dicintai Telingaku

7 Februari 2020   07:15 Diperbarui: 7 Februari 2020   07:30 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dimasa kecil bisa asik memainkan hujan, begitu dewasa malah dipermainkan hujan. dulu bisa soraksorai bergembira hujan-hujanan,sekarangcuma bisadiem-dieman sama kenangan.

malang swdang hujan, karenanyaaku mau bercerita tentang keping keping lagu yang dicintai telingaku

lagu itu teman yang akrab bagi perasaan. ada yang pernah biloang, lagu-lagu slelalu membagi sikap persaan kita menjadi dua. ketika bahagia, kita nyaris hanya akan menikmati alunan musiknya, liriiknya, temponya, hingga cerita dibalik penciptaanya

semua lagu memang sudah membawa banyak berita, cerita, bahkan derita yang nyaris abadi usianya. terutama jika lahug itu, kudengarkan bersama seseorang yang berhasil mencuri perhatianku di seluruh waktu waktuku. ya samean dek.

kau mungkin sudah tahu kalau telingaku mencintai banyak lagu.perasaaanku pun demikian. sebab, setiap keping lagu yang baru mampir ke telinga, otomatis, akan menjadi alarm kenangan yang baru pula bagi seluruh indra dalam diriku  

tapi, apakah kau tahu,bahwa telingaku sangat mencintai bunyi hujan yang menyentuh  apapun disini. Genteng, bebatuan, tanah, pohon..... dan juga tubuhmu, tubuhku, tubuh kita yang sengaja dan tidaksengaja bermain hujan hujanan.

ada pepatah yang iseng menulis di twitter. jangan pernah anggap sepele lagu yang pernah kita dengar bersama, katanya.

saat aku menulis ini, hujan masih menjadi laguyang paling aduuuuh.lagu yang paling sukses mengingatkanku padamu. maka dari semu lagu yang pernah diputar, dikafe, di hape, dimanapun itu tentu saja lagu hujan tetap di urutanpertama dalamplaylist hidupku. aku mulai berpikir air hujan itu gambaran sederhana dari cinta; rintik-rintiknya ysng tak pernah bertengkar demi membicarakan jatuh di tanah disebelah mana.

oh dan kelak lagu hujan ialah yang akan sering kuputar di perpuistakaan kecil dirumah kita. tak perlu menunggu musim hujan, sebab kausudah menjadi musim hujanku -- yang menggambarkan cinta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun