SEBAGAI daerah yang kaya Potensi Pariwisata, Desa Limau Manis, Kabupaten Kampar, Riau menyimpan segudang pemandangan alam yang eksotis.
Hal itu dapat kita temui di hamparan Sungai Kampar yang membentang Desa Limau Manis yang pernah menjadi objek lokasi Bumi Perkemahan Wirakarya Perguruan Tinggi Keagamaan (PW PTK) XIV se-Indonesia tahun 2018.
Kondisi alam yang indah membuat para pengunjung terpana. Ditambah masyarakat dan pemuda desa yang ramah memberikan kesan manis bagi pengunjung.
Lokasi ini cocok bagi anda pegiat wisata alam untuk dihampiri. Tak usah jauh-jauh, dilokasi yang sama juga terdapat situs sejarah peradaban islam. Bagi anda traveler, yuk.. wajib kunjungi tempat ini di hari libur.
Bak #MelihatIndonesiaLebihDekat, ungkapan itu dirasa pas dalam menggambarkan pesona keindahan alamnya, terutama di Objek Wisata Batu Langkai yang saban hari ramai dikunjungi wisatawan dari dalam maupun luar daerah.
Kepala Desa setempat, Abdul Manaf telah lama menargetkan desa ini menjadi desa pariwisata. Selain alamnya, Desa Limau manis juga menawarkan ragam budaya yang masih lestari, seperti silat, grup marhaban, cilempong dan gong.
Tak sampai disitu, Desa yang memiliki 3 Dusun dengan jumlah penduduk 2.152.000 jiwa inipun memiliki histori religi yang kental. Salah satunya ialah bangunan Masjid Jamik yang telah berdiri kokoh sejak tahun 1901 silam. Ini menjadi bukti bahwa peradaban islam masa lampau berkembang dengan baik diwilayah ini.Â
" Masjid Jamik menjadi ikon religi di wilayah ini, sudah berdiri sejak indonesia belum merdeka, " kata Kepala Desa Limau Manis, Abdul Manaf, beberapa waktu lalu.Â
Ditelisik lebih dalam, Limau Manis, nama Desa tersebut rupanya diadopsi dari hasil alam berupa buah limau khas yang berasal dari Desa tersebut. Rasanya yang manis menambah kekayaan potensi yang dimiliki desa tersebut.Â
Yang menakjubkan, Buah Limau Manis dari Desa tersebut telah masuk dalam Bursa Inovasi Desa yang di Programkan oleh Kementerian Desa.
Bahkan, Tahun 2019 ini, jelas Kades, Desa Limau Manis masuk dalam APBDes 2019 untuk pengembangan potensi pariwisatanya. Hal ini tentunya sebagai pemicu daya tarik wisatawan untuk kedepannya. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H