HERAWATI, demikian nama Ibu Rumah Tangga (IRT) yang tinggal di Duri, Kabupaten Bengkalis, Riau ini. Wanita ini merupakan Nasabah Bank Sampah Pematang Pudu Bersih (PPB) di Duri. Saat ditemui, dia tengah kerja.Â
Ditangan sebelah kanannya tampak memegang gunting. Dengan penuh semangat, wanita yang berumur 40 tahun itu menggunting kardus-kardus bekas yang ada dihadapannya. Tak beberapa lama, kardus yang diguntinya dirangkainya. Dan jadilah bingkai foto.Â
Siapa Sangka, sampah yang dibuang-buang ternyata justru menghasilkan uang. Beginilah hari demi hari kerja sampingan yang dijalani wanita ini. Sampah-sampah yang sebelumnya tak ada gunanya, diubah menjadi rupiah.
Ia mengaku senang melakoni kegiatan sampingannya tersebut. Apalagi, dari aktifitasnya itu, dirinya mendapatkan tambahan uang dari menabung sampah dan mendaur ulang.
Kegiatannya itu berkat sosialisasi yang digencarkan Perusahaan Migas setempat, PT. Chevron Pasifik Indonesia bersama Bank Sampah yang terjun ke masyarakat dan memberi edukasi. Â Sangat efektif bagi Ibu rumah tangga, menurutnya.
" Dulu kalau ada sampah main buang-buang aja Mas, sekarang dikumpul dikit-dikit. Alhamdulillah dampaknya lingkungan bersih dan dibayar lagi, lumayan buat jajan anak, " ungkap Hera sambil menggunting kardus-kardus bekas itu.Â
Selain Hera, ada 586 masyarakat yang terdata sebagai Nasabah Bank Sampah PPB diwilayah Duri Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau yang berhasil 'menyulap' sampah menjadi rupiah.
Hal itu diwujudkan mereka melalui program Bank Sampah Pematang Pudu Bersih (BS-PPB) yang dibina PT Chevron.Â
Warga terus diberi binaan untuk merubah sampah menjadi bernilai ekonomis. Misalnya, diajarkan membuat vas bunga, tas, tempat tisu dan sebagainya." Itu semua dari bahan bekas yang didaur ulang, " papar Hera.Â
Untuk pembuatan tas sendiri, kata Hera, bisa menggunakan plastik sabun cuci bekas pakai dengan didaur ulang. Selain itu, kardus bekas juga bisa dibuat menjadi tempat tisue dan bingkai foto.
Selanjutnya, sampah anorganik juga tak kalah eksis, itu bisa dimanfaatkan sebagai pupuk kompos.
 " Semua yang berasal dari sampah bermanfaat jika diolah dengan baik, " ungkapnya, beberapa waktu lalu dikediamannya di Mandau.
Dia bersama keluarganya kini menanamkan prinsip 'Rubah Sampah Jadi Rupiah'. Inilah yang dilakukan masyarakat dilingkungannya.Â
Sejak 4 Tahun silam, masyarakat diwilayah Kota Minyak (sebutan Duri secara de-facto, red) itu mulai mengepul sampah-sampah miliknya yang dikumpulkan untuk diganti dengan pundi-pundi rupiah.
Pelakunya, mulai dari kalangan pelajar, pegawai Pemerintahan, pegawai Swasta, pedagang hingga masyarakat umum yang kini rutin menyetor sampah-sampah bekas pakai miliknya untuk diganti dengan uang.
Ini merupakan salah satu langkah kongkrit yang juga merubah mindset masyarakat untuk menjaga lingkungan, di samping meraup pendapatan dari penjualan sampah tersebut.Â
Prakteknya, setiap nasabah memiliki buku tabungan untuk mencatat jumlah sampah yang disetorkan. Ada yang langsung menukarkannya dalam bentuk uang. Ada juga yang menabungnya dulu dan baru mencairkan tabungannya ketika sudah membutuhkan. Tabungan bank sampah terdiri dari beberapa jenis yaitu, Tabungan Reguler, Tabungan THR, Tabungan Pendidikan dan Tabungan Sosial.
" Para nasabah bebas memilih jenis tabungan sesuai kebutuhan masing-masing," Kata Lambas Hutabarat, Direktur BS-PPB di kantornya Jalan Bakti Kopelapip Kelurahan Pematang Pudu, Kecamatan Mandau, Bengkalis, beberapa waktu lalu.Â
Dia menjelaskan, untuk instansi pemerintahan, seperti sekolah-sekolah yang menjadi nasabah mereka saat ini sudah cukup banyak. Meliputi wilayah Kecamatan Mandau, Bathin Solapan dan Pinggir.Â
" Jika rajin, pelajar bisa memperoleh tambahan uang saku 50 ribu hingga ratusan ribu dari pengumpulan sampah-sampah non-organik," ungkapnya.Â
Sistem bank sampah, rupanya kurang lebih sama dengan Perbankan pada umumnya. Diutarakan Lambas, Misal, warga menabung sampah berapa kilo, kemudian dinilai dengan uang. Sejauh ini warga telah merasakan manfaatnya. Selain lingkungan bersih, mereka juga mendapatkan uang hasil menabung sampah.
Selain itu, untuk pemberdayaan masyarakat, Bank Sampah PPB juga memproduksi sampah daur ulang, seperti tas, tempat tisu, dan lembaran kertas yang bernilai ekonomis.
Pogram Bank Sampah PPB tersebut telah memberikan dampak yang cukup signifikan ditengah masyarakat, walau masih berkiprah tahun ke-empat.Â
Tokoh masyarakat Duri, Kabupaten Bengkalis, Refri Amran turut mengamati pola hidup masyarakat disekitarnya.Â
" Sudah lumayan dampaknya, banyak nasabahnya yang merubah sampah jadi rupiah. Daur ulang juga digalakkan mereka, " ungkap Aktifis Lingkungan dan Perlindungan Perempuan dan Anak ini.Â
Pria 65 tahun yang aktif mensosialisasikan UU Perlindungan Anak melalui Satgas P2TP2A Bengkalis ini menyarankan, agar dalam prakteknya, Bank Sampah PPB dapat berkolaborasi dengan baik kepada seluruh instansi. Terutama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan.
Namun demikian, pelan-pelan mindset warga telah berubah. Dari data yang ada, Â sebagian warga Duri Kabupaten Bengkalis telah sadar tentang dayaguna sampah untuk didaur ulang hingga mampu menyulapnya menjadi bernilai ekonomis. ***