Rindu Anakmu Di Kota Orang
Belaianmu begitu tulus, lantaran kesadaranmu bahwa aku pribadimu yang terpisah, pangkuanmu begitu nyaman, meskipun terkadang basah karena kencingku, bisikan doa dan kata indah sebagai harapan dan ajaranmu, suapan mesramu pada ku yang belum mahir menelan, genggam tanganmu tak pernah terlepas ketika ku mulai berjalan,Kau tak henti berbangga akan lahirnya diriku.
Kini aku sudah tak layak untuk kau gendong, tubuh yang menjulang tinggi, semakin perkasa, semua ini berkat asuh tulusmu, dalam doa kau sebut nama jagoan itu, dalam usahamu sengaja untuk kebahagiaanku, dalam bicaramu kau enggan bosan sebut namaku, tak terbatas namaku terucap dalam doa dan langkahmu, bahagia menjadi jadi ketika kabar baik muncul tentangku, inilah kau dengan ketulusanmu.
Kini aku telah pergi ke perantauan, encari arti hidupku selama ini, harapanmu yang terwujud, ketika aku pergi mencari ilmu, mencari jati diri, bergulat dengan kemandirian, doa dan kata rindu selalu terdengar ditelingaku, hatimu yang tak ragu meskipun kenakalanku terjadi, tak jarang aku mengecewakanmu, dan tak sering aku bahagiakanmu, namun kau tak pernah merasa kecewa, dan sakit hati, itulah kau ketika jauh dari ku.
Kini aku sudah dewasa, kepercayaanmu begitu kuat dan tak sedikitpun luntur, doa yang terus mengalir, semangat yang mengucur deras ketika aku dilanda kegelisahan, kau yakin bahwa aku bisa menyelesaikannya, sungguh besar jasamu, inginku bersimpuh dipangkuanmu kembali tuk lepaskan rasa rindu anakmu ini yang sedang berjuang di kota orang.