Belakangan ini generasi millenial dihadapi dengan krisis psikologi terhadap permasalahan asmara yang berdampak kepada tekanan batin dan mental. Banyak di antara mereka yang tidak bisa mengatasi permasalahan karena ditolak cinta, dikhianati, bahkan dibohongi oleh pasangan mereka sendiri. Berbagai macam tindakan yang dilakukan agar mereka bisa melupakan kejadian horor itu. Tetapi, tetap ada di benak walaupun sekeras mungkin untuk bisa menghindarinya.
Memang permasalahan seperti ini sudah menjadi lagu lama tidak hanya pada generasi sekarang ini bahkan generasi-generasi sebelumnya pun turut mengalami, tetapi yang membuatnya berbeda adalah informasi yang sudah sangat cepat ditangkap sehingga pesan yang ter sampaikan juga cepat diserap dan cepat juga ditanggapi oleh korban asmara ini. Mulai dari pendiam diri, menangis, bahkan ada yang mengancam sampai bunuh diri karena ditolak cinta.
Datanglah suatu ketika seorang penyair lama era 90-an seperti reinkarnasi, ter lahirkan kembali oleh anak muda sekarang. Lagunya sudah jarang terdengar lagi semenjak anak-anak muda terkena dampak globalisasi musik-musik pop barat. Lantunan khas medok Jawa yang membuat lagu-lagunya unik, bahkan kita pasti tahu lagunya yang terkenal "Stasiun Balapan" yang legenda itu membuat kita bergoyang ketika mendengarnya.
Ya Didi Kempot membuat semua itu berubah, dari semua lirik-lirik lagu campur sari miliknya, hampir semua lagunya tentang patah hati, putus cinta dan semua keluh kesah seputar dunia percintaan. Dan memang genre musik yang paling laku keras adalah itu, di mana banyak para pendengarnya menyesuaikan hati ketika mendengarnya.
Yang berbeda lagu-lagu Didi Kempot ini di terima baik oleh kalangan millenial, bukan sebagai lagu yang menyedihkan malah lagu patah hati ini membuat pendengarnya semakin bergoyang. Itu yang membuat saya ter heran-heran sampai sekarang. Lagu seperti Bojo Anyar, Cidro dan masih banyak lagi lagu campur sari yang mendapatkan banyak pendengar.
Bagusnya disini yang sebelumnya anak-anak muda zaman sekarang yang ter sihir oleh budaya musik pop barat beralih untuk lebih mencintai budaya negaranya sendiri. Bahasa Jawa dan campur sari yang jarang lagi di dengarkan ini menjadi musik yang paling sering dicari di beranda YouTube.
Menurut kacamata saya yang membuat lagu-lagu ini unik karena lantunan musik yang menarik, diantaranya ada ketipung, gendang, dan suling yang mendukung orang untuk bergoyang ketika mendengarnya. Kemudian logat khas Jawa yang medok membuat lagunya menjadi unik. Dan juga para pendengarnya yang sudah terlalu lama memiliki beban psikologis dan meluap kan semua rasa kesal, gelisah, dan kecewa dengan bergoyang santai.Â
Jadi, kesannya di sini Didi Kempot seperti ingin memberi pesan diplomasi sebagai orang tua kepada anaknya. Sebagai orang tua yang sudah hidup lebih dahulu dari anak-anak muda zaman sekarang bahwa " ayo bangkit, tetap semangat, jangan galau, jangan dipikirkan, di goyang kan saja"
Para fans fanatik Didi Kempot menjuluki dia sebagai "The God Father of The Broken Heart".Â
Teruntuk pada fanatik Didi Kempot "Sobat Ambyar" tetap semangat dan jangan menyerah. Teruslah berkarya walau pernah disakiti, buktikan dengan hasil dan usaha bahwa mereka yang menyakitimu akan menyesal di suatu hari nanti.Â
Teruntuk para pembaca apakah Anda juga Sobat Ambyar?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H