Mohon tunggu...
Panji Trisula
Panji Trisula Mohon Tunggu... lainnya -

itb tf 92

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Analogi Bharata Yudha di Era Abad 21 dan Bait Sabdo Ghoib JayaBhaya; Indonesia

1 Juni 2012   02:19 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:32 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Alur Kisa Bharata Yudha via Dadu : Pertaruhan Segala Yg Dimiliki Negara dan Rakyat dan Perebutan Kekuasaan

Dritarastra memanggil mereka pulang dan membagi kerajaan menjadi dua, untuk Kaurawa dan Pandawa. Kaurawa mendapat Hastinapura dan Pandawa mendapat Indraprastha. Di bawah pemerintahan Yudhistira, Indraprastha menjadi negeri yang makmur sejahtera dan selalu menegakkan keadilan.

Duryodhana iri melihat kemakmuran negeri yang diperintah Pandawa. Ia menyusun rencana untuk merebut Indraprastha dengan mengundang Yudhistira bermain dadu. Dalam tradisi kaum kesatria, undangan bermain judi tidak boleh ditolak. Dengan licik Kaurawa membuat Yudhistira terpaksa bermain dadu melawan Sakuni yang tak segan-segan bermain curang hingga Yudhistira tak pernah bisa menang .

Yudhistira kalah dengan mempertaruhkan kekayaannya, istananya, kerajaannya, saudara-saudaranya, bahkan

dirinya sendiri. Setelah semua yang bisa dipertaruhkannya habis, Yudhistira yang tak kuasa mengendalikan diri mempertaruhkan Dewi Draupadi, istri Pandawa. Karena kalah berjudi, Yudhistira dan saudara-saudaranya serta Dewi Draupadi diusir dari kerajaan. Mereka diharuskan hidup mengembara di hutan selama 12 tahun, lalu pada tahun ketiga belas harus hidup dalam penyamaran selama satu tahun .

TaHapan 12 Tahun Pembuangan di Hutan dan 1 Tahun Penyamaran

Setelah 12 tahun hidup dalam pembuangan, Pandawa hidup menyamar di negeri Raja Wirata. Yudhistira menyamar sebagai brahmana dengan nama Jaya atau Kanka, Bhima sebagai juru masak dengan nama Jayanta atau Ballawa atau Walala, Arjuna sebagai guru tari yang seperti wanita dengan nama Wijaya atau Brihanala, Nakula sebagai tukang kuda dengan nama Jayasena atau Granthika atau Dharmagranthi, Sadewa sebagai gembala sapi dengan nama Jayadbala atau Tantripala atau Aistanemi dan Draupadi sebagai dayang-dayang permaisuri raja dengan nama Sairandhri .

Setelah tiga belas tahun mereka jalani dengan penuh penderitaan, Pandawa memutuskan untuk meminta kembali kerajaan mereka. Perundingan dilakukan dengan Kaurawa untuk mendapatkan kembali Indraprastha secara damai. Sayang, perundingan itu gagal karena Duryodhana menolak semua syarat yang diajukan Yudhistira. Kemudian kedua belah pihak berusaha mencari sekutu sebanyak-banyaknya. Raja Wirata dan Krishna menjadi sekutu Pandawa, sedangkan Bhisma, Drona, dan Salya memihak Kaurawa .

Tahapan Duta Perdamaian Sri Kresna MenemukanJalan Buntu Berakhir Bharata Yudha

Setelah masa pengasingan habis dan sesuai dengan perjanjian yang sah, Pandawa berhak untuk mengambil alih kembali kerajaan yang dipimpin Duryodana. Namun Duryodana bersifat jahat. Ia tidak mau menyerahkan kerajaan kepada Pandawa, walau seluas ujung jarum pun. Hal itu membuat kesabaran Pandawa habis. Misi damai dilakukan oleh Sri Kresna, namun berkali-kali gagal. Akhirnya, pertempuran tidak dapat dielakkan lagi.

Setelah semua usaha mencari jalan damai gagal, perang tidak bisa dihindarkan. Dalam pertempuran di padang Kurukshetra, Arjuna sedih melihat bagaimana sanaksaudaranya tewas di hadapannya. Arjuna ingin tidak berperang. Ia ingin meletakkan senjata. Untuk membangkitkan semangat Arjuna dan mengingatkan dia akan tugasnya sebagai kesatria, Krishna, sebagai pengemudi keretanya, memberi nasihat mengenai tugas dan kewajiban seorang kesatria sesuai panggilan dharma-nya. Percakapan antara Krishna dan Arjuna itu dimuat dalam Bhagavadgita .

Pertempuran dahsyat antara Pandawa dan Kaurawa berlangsung selama delapan belas hari. Darah para pahlawan bangsa Bharata membasahi bumi padang pertempuran. Bhisma, Drona, Salya, Duryodhana dan pahlawanpahlawan besar lainnya, juga balatentara Kaurawa musnah di medan perang itu

Era Soehartodengan World Bank dan IMF adalah Permainan dadu

Pembuangan selama 13 tahun dengan Rincian 12 tahun di hutan, 1 tahun penyamaran tahun ke 14 bisa berdaulat

I . 1984-1988 = Awal Liberalisasi keuangan , dengan Puncak Pakto 1988 oleh Radius Prawiro

Pandawa =Wakil Rakyat , Korawa = World Bank dan IMF

Sumber daya alam kita digadaikan beserta aturan pertambangan dan Migas

Tahun 1984 +13 thun= 1997 Masehi, Krisis Moneter Indonesia..Mata Uang Kalah di perdagangan Internasional Akibat Banyak Hutang ..Kekalahan Indonesia Soeharto Harus Menandatangani MOU SAP IMF/ Structural Adjustment Programs (SAP), Washington Consensus

II.Tahun 1998 era reformasi dengan tokoh Gus Dur. Megawati, Sri Sultan dan Amien Rais

Efek Kelanjutan dari MOU SAP IMF/ Structural Adjustment Programs (SAP),

Selama 12 Tahun Permainan USaid dalam UU peraturan Pemerintahan, Pertambangan Migas

Tahun 2011 =1998+13 , era 2012 Kita Berusaha Merebut Kedaulatan Atas Tanah dan Sumber Daya Alam yang Terampas

Di awali dengan dua kejadian berikut :

1.setelah gunung merapi meletus oktober 2010 pada Malam Jumat..kemaren Merapi meletus tp setelah jembatan suramdu selesai

2.Terselesaikannya Jembatan Suramadu Juni 2009..indikasi dari bait sarto ing maduro nagari , meh gathuk lan suroboyo

Dene wonten daharu, sasampune hardi merapi , gung kobar saking dahono , sigar tengahiro kadi lepen, mili toya lahar, ngalor ngetan njog pesisir Nyang amblese glacap gunung, sarto ing maduro nagari , meh gathuk lan suroboyo , sabubare tumuli, wiwit daharu lon lonan , saya lami saya ndadi

SIfat kekacauan : Parameter Ketika FASE Kekacauan BENER2 TErjadi ditandai dgn kota SOLO dan Yogyakarta >>indikasi bait:kraton kalih manggih kingkin ing solo kaleban toya ngayogyakarto sumingkir=keraton Yogyakarta tersingkir dan keraton Solo terbenam air.

1.SEMAKIn lama SEmakin menjadi Jadi>>indikasi bait: wiwit daharu lon lonan , saya lami saya ndadi

2.kerusakan pranatha sosial kemasyarakatan di hampir semua lini struktural komunitas >> indikasi bait Temah peperangan agung, rerusuh mratah sabumi, mungsuhe datan karuwan, polahe jalmo keha sami, kadyo gabah ingenteri, montang manting rebut urip ( susah mencari rejeki dan kedudukan shingga HARUS BERKONFLIK DG SESAMA TEMANS .mitra bisnis dll ) Pepatih ( efeknya dari konflik berakibat fatal yaitu kematian) anumpuk undhung desa dea morat marit, kutho kutho karusakan,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun