Perjalanan hidup seorang anak yang sangat awam terhadap ilmu, terutama dalam ilmu keorganisasian seperti Pramuka, Paskibra, PMR dan lain-lain. Dia lahir di Bogor tepatnya di kecamatan Tenjo dan dari keluarga yang terbilang sederhana, sejak dibangku sekolah dasar ia hanya mengikuti Pramuka itupun hanya lomba yang diadakan setahun sekali, masuk sekolah SMP ia mengikuti organisasi Paskibra dan hanya sekali menjadi petugas pengibar bendera pada acara 17 Agustus, semenjak saat itu ia tidak pernah mengikuti organisasi apapun sampai-sampai ia diragukan oleh kedua orang tuanya, mau jadi apa kau besar nanti nak, terbesit dalam benak ketika orang tuanya berkata seperti itu, ia mulai berpikir  harus bagaimana nanti kedepannya.
        Lulus dari SMP ia melanjutkan sekolahnya ke SMA yang berada di Kabupaten Lebak tepatnya SMAN 1 MAJA, dia memilih untuk bersekolah di Maja karena sebelumnya ia pernah berpikir hidupnya tidak akan pernah maju dan berkembang jika melanjutkan sekolah di daerah sendiri. Maka dari itu dia memilih untuk bersekolah di Maja.
        Awal masuk SMA ia tidak mengikuti organisasi, hanya saja ada seorang guru yang berbicara seolah-olah mengancam jika tidak ikut organisasi tidak akan naik kelas dan menurut dia itu adalah ancaman namun berbuah kebaikan, lalu dengan niat yang setengah-setengah dia masuk organisai Pramuka yang kebetulan pada waktu itu akan diadakan pelantikan bantara. Setelah ia berpikir mungkin inilah wakunya untuk berubah serta membuktikan terhadap orang tua yang meragukan anaknya.
        Setelah pelantikan ia mulai mengambil simpati seorag Pembina pramuka, yang pada waktu itu pembinanya lumayan mahir dalam mendidik karakter seorang anak. Latihan demi latihan ia lewati saat akan diadakan sebuah perlombaan yang pada waktu itu bernama Napak Tilas dalam kepanitiaan ia hanya menjadi panitia pembantu saja, padahal ia sangat mengharapkan untuk menjadi panitia pelaksana atau ketua pelaksana dalam acara tersebut. Akan tetapi semua itu ia jalankan dengan semangat tinggi sambil berpikir suatu saat ia akan menjadi seperti mereka yang mampu menjadi seorang ketua.
        Berpenampilan rapih dan rajin berlatih adalah cara untuk mengambil simpati seorang Pembina, dan rasanya hal tersebut berhasil ia dapatkan, dalam acara yang terbilang penting ia selalu menjadi ketua pelaksana, mendapat kepercayaan dari seorang Pembina tentunya tidak ia sia-siakan dalam melaksanakan tugas seorang ketua semua acara yang ia pegang lumayan behasil meskipun ada saja acara yang kurang  berhasil dan tidak memuaskan seorang Pembina hingga pembina memarahinya, akan tetapi semua itu ia jadikan sebuah pelajaran sebab tidak semua hal yang diinginkan akan sesuai dengan harapan.
Bersambung.....
https://www.instagram.com/panjipermana1994/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H