Mohon tunggu...
Panji SatyaMaulana
Panji SatyaMaulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - hay

halo

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Banjir Akibat Air Rob Mulai Menggenangi Komplek Perumahan Warga

12 Desember 2021   23:35 Diperbarui: 12 Desember 2021   23:38 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Banjir yang diakibatkan air rob yang memasuki komplek perumahan warga Komplek Grawiratama Kelurahan Belitung Selatan, BanjarmasinDI FOTO PANJI S.M

BANJIR AKIBAT AIR ROB MULAI MENGGENANGI KOMPLEK PERUMAHAN WARGA

Oleh: Panji Satya Maulana

Mahasiswa Geografi, FISIP-ULM Angkatan 2021

Banjarmasin yang letaknya sangat strategis dan menguntungkan untuk pembangunan, terus mengalami perkembangan dan telah tumbuh menjadi pusat kegiatan ekonomi utama dan kota industri yang handal. Meskipun demikian, Banjarmasin masih harus menghadapi masalah yang besar dan serius yaitu menanggulangi masalah banjir yang disebabkan pasang air laut (rob), banjir setiap musim hujan dan penurunan/amblesan muka tanah (land subsidence). Banjarmasin berada di kawasan yang lebih rendah dibandingkan permukaan air laut sehingga penurunan muka tanah akibat eksploitasi air tanah yang tidak terkendali membuat Banjarmasin semakin rawan akan bencana berupa kenaikan permukaan air laut yang dapat menggenangi daratan yang biasa disebut dengan banjir rob (tidal flood). Dampak banjir akibat pasang air laut (rob) telah merubah fisik lingkungan dan memberikan tekanan terhadap masyarakat, bangunan, dan infrastruktur permukiman yang ada di wilayah sekitar.

Keberadaan sungai serta sistem drainase sebenarnya mampu menampung sebagian luapan air laut akibat pasang. Namun kondisi sungai yang semakin dangkal akibat sedimentasi sampah dan material dari hulu membuat air laut tidak tertampung di sungai dan menggenangi daratan. Selain itu, kondisi tanggul-tanggul drainase yang berlubang dan tidak terawat juga mempercepat terjadinya rob. Banjir rob tampaknya sudah menjadi persoalan rutin yang semakin pelik. Beragam upaya yang telah dilakukan tampaknya belum memberikan hasil yang memuaskan. Tanpa penanganan yang serius, banjir rob akan terus terjadi dan kerugian yang ditimbulkan juga terus bertambah.

Menurut salah satu warga komplek Grawiratama yang diwawancara, Gatot menilai, bahwa malam ketiga ini air terbilang lebih tinggi dan lebih cepat naik disbanding malam sebelumnya.

“Sepanjang arah jalan pulang saya ke rumah banjir di sepanjang jalan utama Jafri Zam Zam sudah hampir semata kaki, ketika masuk ke dalam komplek ternyata air lebih tinggi yaitu sekitar satu kilan orang dewasa”, katanya, Rabu (8/12/2021) sekitar pukul 21.00 WITA.

Akibat tingginya banjir rob ini, Gatot juga mengaku kesulitan untuk memindahkan barang perabotan di dalam rumah karena air sudah mulai masuk ke dalam rumah, dan pagi harinya saat banjir surut harus membersihkan lumpur yang tertinggal di dalam rumah akibat banjir ini.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan masyarakat adalah dengan cara adaptasi, cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan mengoptimalkan fungsi drainase. Beragam upaya penanganan air pasang tersebut tampaknya membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Namun dengan cara tersebut setidaknya mampu mencegah kerugian yang jauh lebih besar akibat terjangan air pasang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun