Mohon tunggu...
Luh Putu Pani Audina
Luh Putu Pani Audina Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa di Universitas Pendidikan Ganesha

Saya adalah mahasiswi dari salah satu kampus yang terkenal di Bali yakni Universitas Pendididkan Ganesha atau biasa disebut UNDIKSHA. Saya lahir di Singaraja pada tanggal 5 Juni 2005 dan zodiak saya adalah zodiak yang dibenci banyak orang yaitu Gemini. Tidak banyak hal spesial yang bisa diceritakan dalam hidup saya tapi ingat "Life Must Go On".

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Harmoni dan Spritualitas: Catur Marga dan Tempat Suci dalam Agama Hindu

2 April 2024   22:02 Diperbarui: 2 April 2024   22:03 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

a. Memperkuat rasa ketaatan dan pengabdian dilakukan dengan konsistensi dalam beribadah, seperti melakukan Tri Sandya tiga kali sehari dan Yadnya Sesa setelah memasak, sebagai upaya untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.
b. Bhakti Marga Yoga tercermin dalam perayaan hari keagamaan Hindu seperti Hari Saraswati, Tumpek Wariga, dan Tumpek Uye, di mana penghormatan terhadap ilmu pengetahuan, tumbuh-tumbuhan, dan hewan dilakukan sebagai bagian dari keseimbangan kehidupan alam dan spiritualitas.

2. Karma Marga Yoga

a. Ajaran Brahmacari menekankan pentingnya masa pembelajaran dengan sungguh-sungguh dan tulus ikhlas. Fokus utama pada periode ini adalah memperdalam pengetahuan, dengan mengedepankan ketulusan dalam segala hal, termasuk menerima kritik dari guru atau orang tua dengan rela dan ikhlas.
b. Ajaran Aguron-Guron adalah tentang hubungan antara guru dan murid, yang telah terlupakan karena sulitnya menemukan guru dengan kualifikasi yang sesuai. Untuk memenuhi kualifikasi tersebut, seorang guru perlu mencari lingkungan pendidikan yang mendorong kesadaran spiritual yang mendalam.
c. Ajaran Catur Guru Bhakti tetap relevan seiring waktu, sesuai dengan prinsip Hindu Sanatana Dharma. Mengembangkan rasa bhakti kepada Catur Guru dapat dilakukan dalam berbagai situasi, karena esensinya adalah untuk mengembangkan diri dalam disiplin, ketaatan, dan pengabdian kepada Catur Guru dalam segala aspek kehidupan.

3. Jnana Marga Yoga

a. Ngayah dan Matatulungan adalah praktek gotong royong di Bali, yang melibatkan partisipasi dalam upacara keagamaan seperti odalan-odalan atau karya, serta memberikan bantuan kepada sesama manusia dalam upacara seperti pawiwahan atau mecaru. Sesuai dengan ajaran karma yoga, keterlibatan dalam ngayah atau matatulungan harus dilakukan dengan ketulusan dan tanpa mengharapkan imbalan, agar tindakan kita memberikan manfaat yang nyata.
b. Mekarme Sane Melah menekankan pentingnya berbuat baik tanpa pamrih, sesuai dengan prinsip "rame ing gawe sepi ing pamrih" dalam agama Hindu. Slogan "Tat Twam Asi" juga mengingatkan kita akan persatuan dalam tindakan dan pertanggungjawaban karma yang harus diemban oleh setiap individu.
c. Ajaran Karmapahala menjelaskan bahwa perbuatan baik (subha karma) menghasilkan kebaikan, sedangkan perbuatan buruk (asubha karma) menghasilkan keburukan. Keyakinan ini mendorong kita untuk bertindak dengan etika yang baik demi mencapai tujuan yang mulia, serta menghindari perbuatan yang buruk yang dapat mengakibatkan hukuman di masa depan.

4. Raja Marga Yoga

a. Ajaran Astangga Yoga adalah sistem praktik yoga yang terdiri dari delapan anggota, termasuk Yama, Niyama, Asana, Pranayama, Pratyahara, Dharana, Dhyana, dan Samadhi, yang bertujuan untuk membentuk disiplin etika yang membersihkan hati.
b. Catur Brata Penyepian adalah praktik yang harus dijalani umat Hindu selama Hari Raya Nyepi, yang meliputi Amati Agni (tidak menyalakan api dan mengendalikan hawa nafsu), Amati Karya (tidak melakukan pekerjaan fisik tetapi meningkatkan kegiatan spiritual), Amati Lelungan (tidak berpergian tetapi introspeksi diri), dan Amati Lelanguan (tidak mengejar kesenangan tetapi fokus pada pengabdian kepada Tuhan).
c. Astangga Yoga, bagian dari Raja Yoga, melibatkan delapan tahap: Yama (kendali diri), Niyama (kedisiplinan), Asana (posisi tubuh), Pranayama (pengendalian napas), Pratyahara (pengendalian sensorik), Dharana (konsentrasi), Dhyana (meditasi), dan Samadhi (kesatuan dengan Tuhan). Ini membentuk disiplin etika yang membantu membersihkan pikiran dan hati.
d. Pada Hari Raya Nyepi, umat Hindu diwajibkan untuk melakukan tapa, yoga, dan semadi. Ini didukung oleh Catur Brata Nyepi, yang meliputi: 1) Amati Agni (menahan diri dari menyalakan api dan mengendalikan hawa nafsu), 2) Amati Karya (meningkatkan kegiatan spiritual daripada kerja fisik), 3) Amati Lelungan (tidak berpergian dan melakukan introspeksi), 4) Amati Lelanguan (fokus pada pengabdian kepada Tuhan tanpa mencari kesenangan dunia).

Implementasi Ajaran Catur Marga di Temapat Suci

Penerapan Catur Marga oleh umat Hindu dilakukan secara rutin, tidak hanya di tempat suci seperti Pura, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari, baik di Bali maupun di luar Bali. Ada banyak cara untuk menerapkan ajaran ini, yang intinya adalah untuk memperkokoh pemahaman tentang hidup dan kehidupan manusia di alam semesta, serta untuk meningkatkan kesadaran spiritual, pencerahan, kepercayaan, dan pengabdian kepada Tuhan.

Dalam lingkungan tempat suci, penerapan Catur Marga meliputi:

 1. Bhakti Marga/Yoga, yang mencakup pelaksanaan Tri Sandya dan yaja Sesa, serta pelaksanaan pada Hari-hari Keagamaan seperti hari Saraswati, tumpek wariga, dan tumpek uye.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun