Mohon tunggu...
Ibnu Abdullah
Ibnu Abdullah Mohon Tunggu... -

Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah (sunnah)aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Ali 'Imran:31)\r\n

Selanjutnya

Tutup

Politik

Saya Baru 2 Bulan di Indonesia

17 Februari 2010   00:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:53 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saya baru menetap dan menjadi presiden di Indonesia 2 (dua) bulan, itu kalau anda sepakat dengan saya, saya juga heran kenapa saya dipilih menjadi presiden Indonesia, pembantu-pembantu (menteri) yang saya angkat juga baru tinggal di Indonesia 2 (dua) bulan yang lalu, tepatnya ya ketika saya angkat itu, padahal untuk menjadi warga Negara Indonesia itu saya harus menetap lima tahun berturut-turut, eh baru dua bulan sudah dipilih menjadi presiden, sehingga wajar saja saya kira, ketika saya dan pembantu saya tidak tahu apa yang terjadi dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

Saya dan pembantu saya tidak tahu kalau dipasar itu banyak para preman/pemalak, sehingga pedagang sangat dirugikan oleh ulah mereka, saya dan menteri saya tidak tahu kalau dijembatan timbang itu ada juga pemalak yang berbaju dinas yang notabene bawahan saya, hingga truck dapat lolos menaikkan tonase, sehingga jalan cepat rusak.

Saya dan pembantu saya tidak tahu kalau banyak lahan masyarakat yang diserobot oleh HGU yang berkantor di Jakarta, sehingga masyarakat sering unjuk rasa, adu kekuatan dengan aparat Negara, bahkan ada para ibu-ibu yang buka baju ( telanjang) sambil teriak-teriak histeris katanya . Saya dan pembantu saya tidak tahu kalau pejabat didaerah banyak yang menjadi raja-raja kecil, menguasai lahan seenak udelnya, mungkin dipikir ia kan pejabat negara jadi ia sah memiliki, rakyat tidak berhak, bukankahtanah dan air di kuasai oleh Negara dan digunakan untuk rakyat, entahlah saya lupa pasal berapa, tapi begitulah kira-kira bunyinya.

Saya dan pembantu saya tidak tahu kalau banyak dari masyarakat yang tidak sanggup membeli beras yang mahal, sehingga terpaksa makan gaplek, jagung dan sejenisnya. Maklumlah saya dan pembantu saya kan tidak pernah membeli beras.

Saya dan pembantu saya tidak tahu kalau mulai dari pejabat daerahsampai dirjen entah itu keluar negeri atau kedaerah banyak sppd kosong, pesan tiket garuda tapi naik pesawat lion atau mungkin Air asia. Saya dan pembantu saya juga tidak tahu kalau dalam penjara itu ada istana-istana yang seperti kemarin itu, saya juga kaget.

Saya dan pembantu saya juga tidak tahu mengenai bang sianturi yang di balut dan ributkan pancus itu hingga kerbau pun diikut sertakan untuk melawan saya.

Saya dan pembantu saya tidak tahu kalau banyak kwitansi kosong, bon kosong, dan yang sejenis yang selama ini dilakukan oleh bawahan saya. Saya dan pembantu saya juga tidak tahu banyak anggaran yang dimark-up, lalu dananya masuk kekantong pribadi sehingga saya heran atau tidak ya..? kekayaan para penyelenggara negara luar biasa, bisa membangun rumah bagai istana bogor, mobil mewah beberapa buah, punya villa dimana-dimana, padahal gaji mereka paling banyak cuma lima jutaan saja.

Kalau saja saya tahu mungkin sudah saya pecat…? Copot…?pindahkan mereka sehingga saya pasti akan disanjung2 masyarakat. Tapi apalah saya, saya ini manusia bukan malaikat.

Mungkin anda berpikir kok saya ndak tahu ya….?ya sesuai dengan yang saya tuliskan diatas itu, saya baru dua bulan menjadi warga Negara Indonesia, lha sudah dipilih jadi presiden. Saya juga tidak menonton radio, mendengar televisi, bukan karena tidak sempat tapi saya tak punya, sehingga saya tidak tahu bagaimana keadaan masyarakat.

Mungkin bagi warga kompasiana yang tahu silahkan beritahukan kepada saya, apa saja yang saya tidak tahu selain yang saya sebutkan diatas. Sebelum dan sesudahnya nya saya ucapkan terimakasih.

Salam, saya tidak tahu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun