Hati adalah tanah kosong yang subur, jika dibiarkan dan tidak pernah diusahakan maka akan tumbuh rerumputan dengan sendirinya, rerumputan yang menghijau akan menarik datangnya sapi dan kambing. Maka dalam diri manusia tersebut akan tumbuh perilaku sapi dan kambing. Hidup cuma sekedar mencari makan, kawin dan punya anak kemudian mati. Yang ada dalam pemikiran orang sekelas sapi adalah memikirkan urusan perut dan dibawah perut. Ali RA. Mengatakan”jika manusia cuma memikirkan isi perut maka harganya adalah apa yang keluar dari perut”. Jika tanah yang subur masih dibiarkan kosong, maka akan tumbuh ilalang dan semak belukar. Binatang yang mendatangi tanah tersebut adalah sejenis binatang berbisa seperti ular atau kalajengking. Sifat binatang ini senantiasa menebar bencana dan dan ketakutan. Jika sifat-sifat ular tumbuh pada hati manusia, lisannya menjadi sumber perpecahan dan kekacauan, orang lain menderita dan ketakutan dengan kehadiranya. Jika tanah yang subur masih dibiarkan kosong. Maka akan menjadi hutan belantara, maka akan didatangi binatang buas, harimau dan yang sejenis. Sifat dari binatang buas adalah menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan dan memenuhi nafsunya. Maka hati manusia pun cenderung seperti itu. Manusia akan menghalalkan segala cara untuk memenuhi keinginannya, tak peduli orang lain menjadi terzalimi oleh karena perbuatanya. Bahkan manusia lebih kejam dari binatang buas. jika binatang buas membunuh hanya untuk sekedar mengisi perut yang lapar, manusia membunuh orang lain hanya untuk menumpuk-numpuk makanan dan harta. Sahabat… Perilaku kita pada hari ini bukan terjadi dengan sendirinya, tetapi telah melalui sebuah proses yang lama, kita pada hari ini adalah hasil didikan orang tua, lingkungan masyarakat kita sepuluh atau dua puluh tahun yang lalu. Akhirnya membentuklah karakter watak perilaku kita, orang baikkah kita atau orang jahat. Hal yang harus diingat adalah barometer ukuran baik dan jahat adalah ukurannya Allah SWT, ( Al Qur’an-Sunnah) bukan ukuran manusia. Marilah kita bersihkan hati kita, tanami ia tanaman yang bermamfaat bagi kita dan orang lain. Terutama untuk akhirat kita yang masanya tak terpikirkan manusia. Jangan biarkan ia menjadi tanah yang kosong. Note: Pernah terdampar di FB, Mudah-mudahan ada manfaatnya terdampar disini. Menjelang Dhuha 20 Jumadil Awal 1431 H
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H