Suatu waktu, sekelompok teman-temanku sedang asyik ngobrol ngalor ngidul. sementara aku mengerjakan pekerjaan yang sudah menumpuk. Meskipun demikian telingaku masih saja menangkap pembicaraan mereka. he he.
Ibu AÂ Â Â : Hey tau ga... hadiah apa yang diberikan suamiku di hari ulang tahunku kemaren?
Serempak yang lain bertanya, " apa tuuh??"
"Motor Beat !" jawabnya.
" Wooow...."
"Kalau aku dibelikan Blackberry ini", timpal ibu B
" Suamiku kemaren bilang mau mengganti mobil kami dengan mobil yang lebih kecil... honda jazz lah...supaya cocok buat aku pakai.... dia kan sekarang kerja di luar kota, jadi mobil ga dipakai... dan aku ga mau pakai mobil gede kayak gitu..." Pamer ibu C dengan bangganya
Obrolan terus berlangsung dan semakin hangat saja. Ketika aku menengok ke arah kanan, temenku ibu E duduk sendirian agak jauh, terlihat termenung dan matanya berkaca-kaca.
Aku menghampirinya dan mengajaknya ke ruang lain. ketika kutanya kenapa, dia ga mau jawab. Akhirnya kukatakan bahwa aku bukannya mau tahu urusan orang, namun aku khawatir akan keadaannya.
Diapun mau bercerita, bahwa dia terpengaruh oleh obrolan teman-teman tadi. Katanya suaminya tidak seperti suami mereka, suaminya tidak pernah ingat tanggal ulang tahunnya, suaminya tidak pernah sekalipun mengucapkan selamat di ulang tahunnya, suaminya tidak pernah memberinya hadiah. Bukan hanya itu... katanya suaminya tidak pernah bisa dijadikan tempatnya bergantung ketika menghadapi masalah baik masalahnya sendiri ataupun masalah kaluarga. Suaminya ada.. tapi seakan-akan tidak ada.
Aku tak tahu apa yang harus kukatakan.........