Mohon tunggu...
Pangki Kurniawan
Pangki Kurniawan Mohon Tunggu... wiraswasta -

..menyapa dengan kata, mendekatkan jarak dengan bahasa, berinteraksi dalam harmoni pena, bertukar fikiran dalam jurnalisme warga.. ^_^ salam untuk semua.. (pangki)

Selanjutnya

Tutup

Politik

sudut pandang

6 April 2012   07:36 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:58 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13336563401554452823

maraknya demo dan pemberitaan menentang kenaikan harga BBM mengelitik saya untuk menuliskan argumentasi mengenai peran media dalam perjalanan bangsa ini dari sudut pandang sederhana seorang pangki, pembaca/ pemirsa yang menyimak perkembangan berita melalui media, serta tidak bermaksud menggurui ato memihak salah satu. sering sekali kita mendengar beberapa tokoh seperti menuding ato menyalahkan beberapa media, ketika pemberitaannya dianggap menyudutkan pribadi, kebijakan ato organisasi tertentu. memang di negara kita tidak melarang pemilik stasiun media aktif di politik ato birokrasi. dan fase ini memang sedang dialami oleh bangsa Indonesia, dimana para pemilik stasiun media juga tokoh di partai politik ato birokrasi. eforia politik dan langkah masing-masing partai terkadang mendudukkan pemilik stasiun media dan penguasa seperti sedang berhadap-hadapan, padahal imbasnya sangat besar sekali bagi massa kedua belah pihak dan masyarakat secara umum. pernahkah terfikir bahwa tudingan ketidaknetralan media itu telah mencederai/ menyakiti profesionalitas para jurnalis yang dengan sungguh-sungguh mencari sumber berita dan menyajikannya secara seimbang untuk memberikan gambaran yang utuh kepada masyarakat. pernahkah terfikir bahwa tudingan-tudingan seperti itu juga teleh menimbulkan gejolak bagi massa pendukung masing-masing tokoh. tidakkah kita memberi ruang yang cukup kepada para jurnalis dan pimpinan-pimpinan redaksi untuk bekerja keras membuktikan netralitas media yang beliau-beliau naungi/ pimpin. bahkan seorang karni ilyas, wartawan senior yang juga pemimpin redaksi di salah satu stasiun televisi, tak bosan-bosan meyakinkan pemirsanya, berikut salah satu peryataan bang karni di account twitter-nya; “..Kami memutuskan berita dlm rapat redaksi; memilih mana berita yg paling layak. Bukan karena perintah siapapun juga, termasuk pemegang saham..” (6:19 PM – 23 Feb 12 via Twitter for BB). kita juga masih ingat perjalanan seorang jurnalis; Andy F Noya yang dengan gigih mencari sumber berita, berangkat dari cetak ke tv bukan untuk keuntungan si pemilik stasiun tv tapi untuk masyarakat secara luas. dan masih banyak lagi jurnalis-jurnalis yang dengan dedikasinya tetap konsisten menyuarakan suara masyarakat dan tidak memihak, seperti yang ditudingkan akhir-akhir ini. lagipula kita kan juga memiliki dewan kehormatan PWI, jadi kenapa keluhan itu tidak disalurkan ke sana saja, kenapa harus terburu-buru dan memperkeruh suasana dengan tudingan-tudingan . di disisi yang lain, memang perlu kearifan dan kerja keras pemilik/ pemegang saham media untuk membuktikan dengan sungguh-sungguh serta menjaga netralitas media yang dipimpinan-nya dari masuknya kepentingan-kepentingan partai yang pada akhirnya justru akan melemahkan media itu sendiri dan para jurnalis yang sudah dengan sekuat tenaga menjaga netralitas berita yang disampaikannya kepada masyarakat. satu hal lagi yang perlu di ingat; perjalanan demokrasi bangsa ini telah membukakan mata, telinga dan hati para pembaca/ pemirsa media, sehingga makin jeli memilah dan memilih netral tidaknya suatu berita di media. saya jadi ingat petuah Gus Mus di account twitter beliau, seorang twitters bertanya; “..perlu napa mboten gus, mmbuat citra diri qt?” dan dijawab oleh Gus Mus:; PERLU membuat ‘citra diri’ dengan ilmu dan akhlak..” semoga masing-masing kita dan para pemimpin kita mau dan mampu lebih bijak menyikapi perjalanan demokrasi bangsa ini dengan sikap terbaiknya, semua demi Indonesia yang kita cintai ini. salam.. ^_^ (pangki_k, Djogjakarta, Indonesia)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun