Sorot matamu tajam menatap lurus ke depan, garis wajahmu menyiratkan kegigihan menghadapi jaman, yaa.. aku menganalimu sobat. Putaran roda waktu memang memaksa kita untuk terus bergerak, menyusuri jalanan, melawan rasa jenuh dan bosan, tetap bergerak dijalan tak ber’ujung yang kita pilih.Kutahu kegelisahanmu, kumengerti langkah yang engkau pilih. Tanggung jawab berat di pundakmu memang memaksamu harus cerdik menyikapi putaran roda jaman, kupahami semuanya dengan pikiran jernih dan tanpa prasangka, percayalah…. Aku berjalan ke’pinggir bukan untuk menghindar atau berlari, aku tidak ingin jalan yang kupilih menutupi langkahmu, aku tidak ingin punggung dan bayanganku menutupi pandanganmu untuk menatap lurus ke depan, maafkanlah….. Aku tidak memberitahumu karena engkau sahabatku, bukan salahmu, bukan salah kita, tapi kaadaan yang menyadarkanku. Engkau sudah mantap dengan jalan yang kau pilih. Ini kotamu, ini tempatmu lahir dan berjuang. Aku mendukungmu sobat, tanpaku engkau jauh lebih bebas berekspresi, lebih jauh melangkah, percayalah…. Jangan risaukan aku, jangan kuatirkan aku. Aku tetap melangkah dijalanku. Langkah-langkah kecil dijalan yang kupilih ini, akan terus kususuri jalan ini, meski perlahan dan kadang hampir terjatuh, aku tidak akan berhenti dan mundur kembali, percayalah…. Pondasi yang sudah kita bangun bersama, jika Tuhan meridhoi, kelak akan mempertemukan kita di jalan yang sama kembali, untuk bersama-sama memasang tiang pancang dan meneruskan pondasi itu, untuk bersama-sama menyelesaikannya, percayalah… Teruslah melangkah sobat, maafkan kalo aku tanpa sadar menutupi langkah besarmu. Semoga engkau berhasil di jalanmu. Aku berjalan ke’pinggir sejenak, bukan menyerah, bukan kalah, tapi mengambil nafas untuk meneruskan perjalanan kembali, percayalah…maafkanlah…. satu saat di Godean, penghujung tahun 2008. (pangki_k, Djogjakarta, Indonesia) . *didedikasikan untuk seorang sahabat **redaksi kata: – pondasi: wirausaha yang sudah dibangun, – langkah besarmu: mewujudkan cita-cita, – berjalan ke pinggir: refresh, – memasang tiang pancang: saling menguatkan, – meneruskan pondasi: bekerjasama kembali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H