Aku hadir disini untuk bercerita. Disimak, ya! Ini kisah nyataku. Aku egois terhadap tubuhku. Selepas malam begadang, pagi harinya aku memaksakan diri berlari pagi. Dari terpaksa, akhirnya aku terbiasa. Kupikir-pikir apa gunanya menuruti rasa kantuk? Empat belas hari libur yang tersedia takkan kulewatkan cuma-cuma.
Kahuripan Nirwana. Orang di kotaku sering menyebut nama tempat itu dengan sebutan KH (Kaha). Tak hanya aku, orang lain pun memiliki pola pikir yang sama dalam menghabiskan liburan di Desember 2024. Mereka berbondong-bondong ke tempat itu untuk berlari pagi. Mending cari angin segar, daripada di rumah mulu hawanya pengap.
Pada dasarnya, KH bukan tempat olahraga. Melainkan kawasan hunian bagi kalangan menengah ke atas. Aku pun tak terlalu yakin kelak akan bisa beli rumah di sana. Pengunjung biasanya memanfaatkan tepi jalanan dari jalanan lebar di KH untuk berlari pagi. Aku sendiri juga tidak tahu siapa pencetus awalnya.
Di hari libur ini, pemandangan yang umum di sana adalah kaum muda-mudi dengan pakaian olahraga yang modis. Mereka berlari pagi bersama. Bersama-sama berjuang melawan kemalasan yang mulai menyapa di hari libur. Jika sudah demikian, iblis akan membisikkan kejahatan, "daripada lari pagi, liburan mending turu ya kan?
Aaahhh!!! Aku sudah muak aku dengan pola hidup semacam itu! Liburan kok paginya bangun kesiangan? Libur panjang kok cuma rebahan di rumah? Sesekali aku mencoba hal baru apa salahnya. Lari pagi sekaligus cari kenalan. Peribahasa kata, "sambil menyelam minum air".
Biar makin semangat dan tidak dihantui pikiran acak seperti "kok aku lari pagi masih sendirian ya?", aku lantas mengambil penyuara telinga nirkabel yang kubawa di tas. Perangkat seharga 24 ribu itu kupakai untuk memutar lagu penyemangat kesukaanku. Yaitu "Nobody" yang dinyanyikan oleh grup musik asal Amerika Serikat, OneRepublic.
Huh, Huh, Huh!!! Kukira semangat yang membara akan membuatku kuat lari satu putaran tanpa henti. Rupanya tidak. Wajarlah, aku ini bukan ahli marathon. Namun bukan tidak mungkin, suatu saat aku akan menjadi 'ahli' dari hati seorang wanita. Dan pada akhirnya bisa mengajak seorang wanita marathon berdua. Ihiii...
Untuk menjadi 'ahli' nya wanita, aku harus menjalani liburan ini dengan keluar rumah. Keluar dari zona nyaman dengan cara menghirup udara pagi, melatih fisik biar tidak loyo, mengikuti tren positif di kalangan muda mudi, dan tentunya mengajak ngobrol seorang wanita secara acak! Itu adalah agenda yang sudah kurencanakan sejak November.
Tren muda-muda kini sukanya lari pagi atau jogging. Iya kan? Tidak hanya pagi, malahan siang sore lari. Malam juga kadang lari. Dimanapun kita berada, kita sering melihat orang jogging kan? Tak terkecuali kaum wanita. Mereka tak jarang nampak di momen-momen lari seperti jogging atau lomba marathon.
Pada dasarnya, aku tak tahu menahu dan enggan membahas marathon. Kecuali saat aku berhasil mengikuti langkah seorang wanita bernama Dhea. Aku sempat merasa malas mengajaknya ngobrol dia duluan. Bukannya minder karena aku pelari musiman. Hanya saja, dia nampak akrab dengan penyuara telinga yang dia sisipkan di balik kerudung hijaunya. Sesekali dia mengecek ponselnya untuk mengganti lagu.