Mohon tunggu...
Dipu Pata
Dipu Pata Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Maaf, ruangan ini bukan kantor. Bukan juga tempat kerja. Jadi buat apa terlalu serius?

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Perempuan

3 Februari 2014   21:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:11 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Perempuan-perempuan berjalan-jalan masuk

gudang.Memandang garang sebilah parang

setengah senang. Matahari merebut siang.

lalu Jurang siapa menjadi terang?

Perempuan-perempuan berpencar-pencar

jengkel saling berkejar. Berkumandang.

“Aku hendak mencakar bujang!” kata perempuan satu.

“Hey, bukankah kita tak boleh curang?” Sahut perempuan dua.

Beranda rumah kemudian kelam

di tempurung karang.

Perempuan satu melompat girang.

Perempuan dua tersenyum gamang.

Perempuan-perempuan tidur telentang.

Melepas selendang panjang-panjang. Di ranjang pecundang

mengulum mendendang.

Mau ku tendang?

Bang, Perempuan-perempuan sedang

menutup lajang. Mari pulang!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun