Senandung tiga, berkelana mencari rindu di subuh buta.
Rindu yang lupa kau bawa pulang. Sebagai hibah atas
jutaan mimpi yang aku tandur. Sebagai kekalahan
untuk anyaman lelah lelaki penunggu.
Laut sudah tak sabar, sebab
semenjak kau berangkat, perempuan itu rutin jatuh
dan berpeluh. Menangalkan baju tekun berbordir lirih.
Sayangku, perempuan putih berambut ijuk. Biarkan aku
mengambil sehelai rapuh dirambutmu.
Akan aku tempelkan dikerah bajuku
bersama dendamku
bersama galu keramat diarterimu.
Sungguh Aku begitu merindukan purnama. Dan kau?
Pergilah kelangit barat dan ucapkan “aku masih perempuan itu.”
Bila hari telah senja. Kembalilah pada
malam dimana kita lupa berjanji. Mengapa aku harus bersedih?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H