Mohon tunggu...
Dipu Pata
Dipu Pata Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Maaf, ruangan ini bukan kantor. Bukan juga tempat kerja. Jadi buat apa terlalu serius?

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Senandung Tiga

29 Maret 2014   04:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:20 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Senandung tiga, berkelana mencari rindu di subuh buta.

Rindu yang lupa kau bawa pulang. Sebagai hibah atas

jutaan mimpi yang aku tandur. Sebagai kekalahan

untuk anyaman lelah lelaki penunggu.

Laut sudah tak sabar, sebab

semenjak kau berangkat, perempuan itu rutin jatuh

dan berpeluh. Menangalkan baju tekun berbordir lirih.

Sayangku, perempuan putih berambut ijuk. Biarkan aku

mengambil sehelai rapuh dirambutmu.

Akan aku tempelkan dikerah bajuku

bersama dendamku

bersama galu keramat diarterimu.

Sungguh Aku begitu merindukan purnama.  Dan kau?

Pergilah kelangit barat dan ucapkan “aku masih perempuan itu.”

Bila hari telah senja. Kembalilah pada

malam dimana kita lupa berjanji. Mengapa aku harus bersedih?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun