/Kau pernah jatuh cinta, Ciga?
//Sekali. Di bulan.
/Lalu senang?
//Sekali! Kau?
/Aku akan menikahi halte.
//Maksudmu?
/Dengan mengikatnya, cinta, aku, dan halte jadi tak terpisah. Bukan begitu?
//Sejatinya iya. Hanya saya ikatan kadang tak sebenarnya hebat.
/Jangan merayu sayu! Selera kalimatmu masih seunyu-unyu dahulu.
//Oh iya, ceritakan kisahmu!
/Kami bertemu dulu. Dua hari. Kami berangkat disana. Pun kita pulang bersama. Merasa senang. Aku mencium. Dia memeluk. besoknya dia kemudian hamil.Kata dokter, rinduku laki-laki.
//Secepat itu?
/Bingung juga. Mungkin pandangan pertamaku terjadi ketika masa subur. Dan oleh karena itu aku tidak bisa kabur. Atau mundur.
//Benar darah dagingmu?
/Emm,tak usah buru-buru cemburu. Bukahkan anak atau rindu itu sama? Berasal dari hasil jatuh suka. Sebuah simbiosis. Penyatuan yang unik, abstrak, dan apalah.
//Begitukah?
/Kau sendiri, akan ke bulan lagi, Tanta?
//Mungkin. Dalam waktu jauh. Itu juga kalau aku tak jenuh. Bulantempat paling teduh. Sayang disana tidak ada sapu. Rabu. Serta ragu-ragu.
/Mengapa kau tidak mencari bintang saja? Di udara bahkan laut, mereka merumahkan diri. Jadi kau tak perlu bersusah repot.
//Tapi Bulan itu istimewa. Bulat, artinya dia halus. Tidak seperti bintang yang runcing dan bertangan lima. Sementara bulan, Umurnya kelipatan empat belas. Seperti rindu yang merapat tak selalu saling membalas.
/Hati-hati lho! Kadang rindu adalah jalur patah hati paling keji kala kata luka lara.
//Lha kenapa?
/Orang bisa menciptakan hal luar biasa saat patah hati. Termasuk memetik rembulan. Dan orang tak perlu jalur janur melengkung untuk mencari dewasa ayu buat saling mempersunting.
//Apa iya bulan akan selingkuh? Meski dia cantik tapi dia setia kok!
/Bagaimana kau tahu dia perempuan?
//Aku pernah liat ia memakai pembalut di sasih kelima.
/Oh benarkah? Ciga, keningmu sepertinya panas.
//Tidak Tanta, kening kita. Mungkin terlalu larut dalam rata kata kiri kanan. Sementara klausamu terlalu lemah untuk menjamah ruang spasi.
/Sudah-sudah. Haltemu adalah subjek yang sulit teranalisa. Sementara rembulan menjadi keterangan tempat paling misterius. Mereka perdua tanpa predikat yang berasal dari kata kerja berawalan cinta berbentuk segitiga.
//Baiklah.Mari berjalan pulang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H