Mohon tunggu...
Josephine Olivia
Josephine Olivia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

apapun masalahnya, bagaimana pun buruknya keadaan, ingatlah kamu tidak terjebak. selalu ada jalan keluar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Cap Go Meh, Budaya Tionghoa dalam Kebudayaan Indonesia

7 Maret 2022   11:58 Diperbarui: 7 Maret 2022   12:10 1451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak dapat dipungkiri bahwa Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan kebudayaan dan keberagaman, termasuk suku, bahasa, dan ras. Ras Tionghoa merupakan salah satu ras yang hidup dan berkembang dalam corak keberagaman Indonesia. Masuknya budaya Tionghoa menjadi salah satu titik perubahan akan persepsi masyarakat Indonesia dalam menghadapi perbedaan. 

Meskipun berstatus sebagai Warga Negara Indonesia, namun tentunya ada beberapa perbedaan yang dialami oleh masyarakat Tionghoa. Berbagai kebijakan dan perundang-undangan pun ditetapkan oleh pemerintah untuk menekan adanya perbedaan tersebut. 

Seiring berjalannya waktu, kehidupan masyarakat Tionghoa pun dapat selaras dengan masyarakat asli. Merry (2020) mengatakan bahwa budaya Tionghoa mampu bersatu padu dan membaur dalam keunikan corak keberagaman Indonesia. Meskipun memiliki ras yang berbeda, namun masyarakat Tionghoa juga masyarakat Indonesia, seperti yang tertulis dalam sila Pancasila ke-3 yakni Persatuan Indonesia.

Hadirnya keberagaman baru menandakan adanya kebudayaan baru yang hadir dalam kehidupan bermasyarakat. Budaya Tionghoa tentu memiliki kebudayaan dan keberagamannya sendiri, yang tidak sama dengan kebudayaan asli Indonesia. Bagi orang Tionghoa sikap hidup kekeluargaan yang kuat dan tradisi yang mendarah daging dalam mengejar keberuntungan dan kemakmuran menjadi modal untuk bisa bertahan hidup di rantau (Nugraha, 2008:107). 

Salah satu budaya Tionghoa yang terkenal adalah tradisi Cap Go Meh. Tradisi ini berkaitan dengan perayaan Tahun Baru China atau Imlek, karena dirayakan tepat 15 hari setelah hari Imlek berlangsung. Perayaan Cap Go Meh dirayakan untuk menghormati Dewa Yi, yang dianggap sebagai dewa tertinggi di langit saat masa pemerintahan Dinasti Han (206 SM – 221 M). 

Perayaan Cap Go Meh merupakan simbol yang diyakini untuk melepaskan nasib buruk yang sedang dialami, dan menyambut nasib baik yang akan datang. Dalam pelaksanaannya, tradisi Cap Go Meh di Indonesia memiliki budaya yang sudah beradaptasi dengan budaya Indonesia.

Foto: Liputan6.com
Foto: Liputan6.com

Budaya Tionghoa dengan budaya Indonesia menghasilkan suatu akulturasi kebudayaan yang mempersatukan perbedaan budaya keduannya. Dalam tradisi Cap Go Meh di Indonesia, masyarakat Tionghoa menggunakan lontong opor sebagai kuliner wajib perayaan tersebut. Lontong ini disebut juga dengan Lontong Cap Go Meh, yang menjadi salah satu hasil adaptasi dua budaya. 

Selain itu, perayaan Cap Go Meh juga diwarnai dengan pertunjukkan Barongsai sebagai simbol kesuksesan. Tokoh Irwan dalam penelitiannya mengatakan bahwa tarian Barongsai memiliki gerakan utama seperti gerakan ‘singa memakan amplop berisi uang’ yang disebut gerakan ‘Lay See’. 

Penyajian tari Barongsai tidak hanya sekadar menggunakan atribut singa, namun juga bagaimana keseimbangan tarian tersebut dapat tercapai, serta makna yang terkandung dalam perayaan tersebut (Irwan: 2019: 4).

Dalam penelitiannya yang berjudul ‘’Pertunjukan Barongsai Pada Cap Go Meh Oleh Masyarakat Tionghoa di Kota Makassar’’, Irwan mengatakan bahwa masyarakat sangat antusias dalam mengikuti perayaan Cap Go Meh yang merupakan puncak dari perayaan Tahun Baru Imlek. 

Tradisi Cap Go Meh yang diadakan pun sudah diakulturasi dengan kebudayaan Indonesia, sehingga dapat diterima dengan baik oleh seluruh masyarakat Indonesia. Kebudayaan ini merujuk pada Teori Kajian Budaya atau disebut juga Cultural Studies. 

Sardar dan Van Loon (2002) mengatakan bahwa cultural studies bertujuan untuk mengasumsikan identitas bersama dan kepentingan bersama dalam suatu kebudayaan. Suatu budaya baru yang hadir dalam suatu daerah, diakulturasi dan menghasilkan perpaduan budaya khas daerah tersebut. 

Dalam kasus ini, perayaan Cap Go Meh dengan tradisi Indonesia menjadi ciri khas akulturasi kebudayaan tersebut. Perayaan Tionghoa yang menggunakan elemen-elemen tradisi Indonesia seperti menggunakan lontong opor untuk makanan wajib Cap Go Meh adalah salah satu contoh akulturasi kebudayaan tersebut. Praktik kajian budaya didukung oleh komunikasi sebagai tindakan aktual pewarisan nilai budaya (Astuti: 2003: 61). 

Perpaduan budaya yang terjadi bukanlah merusak nilai asli budaya tersebut, namun justru mewarnai dan membuat tradisi kebudayaan tersebut dapat diterima secara luas oleh masyarakat. Hadirnya tradisi Cap Go Meh dalam warna budaya Indonesia menjadikan warisan budaya Tionghoa tersebut semakin unik, dan dapat diikuti oleh seluruh masyarakat tanpa terkecuali.

DAFTAR PUSTAKA

Fitriyani, Rina. (2012). Peranan Paguyuban Tionghoa Purbalingga Dalam Pelestarian Tradisi Cap Go Meh. Jurnal Sosial dan Kultural, 4(1). h. 74-78. Dikutip dari https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/komunitas/article/view/2398

Rianto, Merry. (2020). Potensi Perhelatan Budaya Cap Go Meh Sebagai Salah Satu Daya Tarik Wisata di Indonesia (Studi Kasus Perhelatan Budaya Cap Go Meh di Kota Singkawang). Jurnal Hopitality dan Pariwisata, 6(1). h. 16-17. Dikutip dari https://journal.ubm.ac.id/index.php/hospitality-pariwisata/article/view/2031/1661

Irwan. (2019). Pertunjukan Barongsai Pada Cap Go Meh Oleh Masyarakat Tionghoa di Kota Makassar. Jurnal Sejarah dan Budaya, 10(1). h. 2-7. Dikutip dari  https://jurnalwalasuji.kemdikbud.go.id/index.php/walasuji/article/view/34/19

Indra, Santi. (2003). ‘’Cultural Studies’’ Dalam Studi Komunikasi Suatu Pengantar. Mediator, 4(01). h. 55-68.

Bhayangkara, Chyntia. (2022). Cap Go Meh Itu Apa? Ini Penjelasan tentang Perayaan Setelah Tahun Baru Imlek yang Selalu Dinantikan. Dikutip dari  https://www.suara.com/news/2022/02/06/224145/cap-go-meh-itu-apa-ini-penjelasan-tentang-perayaan-setelah-tahun-baru-imlek-yang-selalu-dinantikan#:~:text=Cap%20Go%20Meh%20ini%20merupakan,nasib%20baik%20di%20masa%20depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun