Mohon tunggu...
Panggah Santoso
Panggah Santoso Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Salam kenal buat sahabatku semua... Mari kita belajar dan terus belajar menulis...:)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tapi Bu’e, Aku Mencintainya…

9 Januari 2011   04:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:48 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1294544854997698577

[caption id="attachment_83722" align="aligncenter" width="300" caption="Sumber gambar dari google.com"][/caption] Di ruang tengah keluarga, terjadi perdebatan kecil antara seoarang ibu dengan anak kesayangannya. “Pokoknya bu’e gak setuju! Gak ada istilah jodoh-jodohan!” kata ibunya dengan nada tegas. “Tapi bu’e, aku sudah terlanjur jatuh hati kepadanya. Aku sangat mencintainya, dan dia juga sangat menyayangiku” jawab Anto dengan nada agak sedikit memelas. “Gak ada tapi-tapian, pokoknya bu’e gak setuju! Titik!” tegas ibunya sekali lagi. *** Di bangku ruang tengah, Anto hanya duduk terdiam. Dia sudah tidak berani lagi memandang wajah ibunya. Bukan karena dia takut karena sedang dimarahi, atau sedang disidang karena telah melakukan sebuah kesalahan. Dia hanya tidak berani untuk membantah perkataan ibunya lagi. Anto masih tidak mengerti. Kenapa untuk masalah perjodohan ini, ibunya sangat tidak setuju dan dengan tegas menolak. Memang, rencana perjodohan itu hanya dilakukan sepihak oleh ayahnya tanpa dibicarakan dengan ibunya terlebih dahulu. Keduanya pun sempat terdiam di ruang tengah hingga beberapa saat… Hening tanpa suara sedikit pun… Melihat anaknya yang diam memelas, sang ibu pun merasa terenyuh dan tersentuh hatinya. Dengan nada yang lembut ibunya pun mencoba untuk menjelaskan. “Le.., bukannya Bu’e ndak setuju dengan rencana Bapakmu itu. Bu’e juga bukannya ndak mau melihat kamu bahagia bersama Eva gadis pilihan bapakmu itu. Ibu mana sih yang ndak mau melihat anak laki-lakinya bahagia bersama gadis pujaan hatinya?” “Kamu tahu sendiri kan le, ibunya Eva itu adalah mantan pacar bapakmu dulu. Sampai sekarang dia masih menyimpan rasa kepada bapakmu. Bu’e ndak mau kalau nanti perjodohan kamu dengan Eva akan dijadikan sebagai kesempatan untuk reunian mereka berdua, dan mereka akan semakin dekat kembali. Itu yang ibu gak setuju Le…”, ibunya mencoba untuk meyakinkan anaknya. “Tapi bu’e… Anto sudah terlanjur cinta pada Eva”, kata Anto kembali. “Perasaan cinta itu kan ada karena kamu sering sms-an dan telpon2-an sama dia, iya kan? Nah sekarang ibu minta kamu berhenti untuk berhubungan lagi dengan dia. Kalau hanya untuk sekedar teman biasa sih ibu gak masalah. Tapi kalau untuk dijadikan istrimu, lebih baik kamu cari gadis lain saja Le. Masih banyak wanita lain yang juga cocok dengan kamu dan lebih baik dari si Eva itu”, jawab ibunya kembali. Anto kembali terdiam… Tidak bisa berkata apa-apa lagi, bingung harus bagaimana untuk menjelaskan tentang perasaannya terhadap Eva si gadis pujaan hatinya itu kepada ibunya. Tanpa berkata-kata lagi, ibunya meninggalkannya sendiri di ruang tengah. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun