Mohon tunggu...
Panggah Ardiyansyah
Panggah Ardiyansyah Mohon Tunggu... -

seorang anak bangsa yang berusaha mengenal dan mencintai beragam budaya Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Budaya Buang Sampah (Tidak) Pada Tempatnya

30 April 2012   01:38 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:57 1045
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13357532051767103843

[caption id="attachment_185149" align="aligncenter" width="500" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption]

Hari Minggu pagi kemarin saya ke Jogja menggunakan kereta commuter Prambanan Ekpress. Di dalam kereta yang panas dan penuh sesak, terlihat seorang anak bertanya kepada ibunya harus dikemanakan botol kosong yang ada di tangannya. Spontan sang ibu langsung menyuruh anaknya untuk membuang botol tersebut keluar jendela. Sebuah pemandangan yang sebenarnya lazim tapi sekaligus, istilah kerennya, membikin galau hati ini. Tidak hanya perilaku membuang sampah sembarangannya, tetapi juga kenyataan bahwa ternyata budaya membuang sampah tidak pada tempatnya sudah diajarkan sejak dini kepada anak-anak.

Masih cerita di kereta Prambanan Ekspress, ketika saya dalam perjalanan pulang menggunakan kereta yang sama pada sore harinya, masuk kereta dari Stasiun Tugu, di dalam kereta langsung disambut dengan sampah seperti yang bersebaran dimana-mana, terutama di bawah tempat duduk. Ketika tiba di stasiun tujuan saya, bersiap-siap untuk turun, terulang kembali kejadian yang mirip seperti yang saya temui pada pagi hari, seorang anak bertanya kepada ibunya dimana dia harus membuang botol kosong yang dia pegang. Kembali sang ibu menyuruh anaknya untuk membuangnya di kolong tempat duduk. Sang anak agak ragu melakukannya, tetapi sang ibu bilang tidak apa-apa, toh yang lain juga buang sampah di situ. Sepertinya para penumpang kereta menganggap bahwa gerbong rangkaian kereta merupakan sebuah tempat sampah yang sangat panjang.

Kebersihan itu sendiri berarti keadaan bebas dari kotoran, termasuk diantaranya debu, sampah dan bau, melingkupi kebersihan diri dan kebersihan lingkungan. Sulitnya membuang sampah di tempatnya sepertinya menjadi hal yang biasa terjadi di tempat-tempat umum. Hal ini bisa terjadi di luar kesadaran sepertinya ketika kita makan permen dan bungkusnya secara tidak sadar langsung kita buang di situ juga, atau juga dengan kesadaran yang salah ketika kita buang sampah sembarangan bahwa toh nanti juga akan ada petugas yang membersihkan.

Dulu ketika saya bersekolah di Sekolah Dasar, terdapat jadwal piket dimana masing-masing siswa mendapatkan giliran bergantian untuk membersihkan kelas, bukti bahwa sebenarnya kebersihan itu juga sudah diajarkan di sekolah. Tetapi alangkah sia-sianya jika kemudian para ibu (baca: orang tua) malah membebaskan anak-anaknya untuk membuang sampah sembarangan ketika di rumah.

Padahal ketika lingkungan sekitar kita kotor akan menarik berbagai macam hewan yang dapat menimbulkan penyakit seperti infeksi saluran pencernaan, kolera, tifus, disentri, dll, untuk datang ke lingkungan sekitar. Alangkah baiknya untuk mencegah penyakit ini menghampiri kita, kebersihan diri dan lingkungan harus kita utamakan. Dan itu semua bisa dimulai dengan hal yang kecil yaitu membuang sampah pada tempatnya. Kalaupun tidak ada tempat sampah pada saat itu, toh bisa kita simpan sebentar kemudian kita buang ketika sudah menemukan tempat sampah.

Membuang sampah pada tempatnya sepertinya merupakan hal yang simpel tetapi sangat susah untuk dilakukan. Apalagi dengan budaya orang Indonesia (baca: Jogja dan sekitarnya dimana saya tinggal) yang masih sering membuang sampah sembarang. Mari kita mulai dengan diri kita sendiri untuk membuang sampah pada tempatnya, kita ajari anak-anak untuk turut membuang sampah pada tempatnya, untuk membuat lingkungan yang bersih, indah dan sehat. Toh kita-kita juga kan yang akan merasakan dampaknya bila lingkungan sekitar kita kotor.

Buang sampah tidak pada tempatnya, apa kata dunia??

Sumber:

http://mridzkiwahyu.blogspot.com/2012/03/masyarakat-jakarta-dan-budaya.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Kebersihan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun