3) Akan bagaimanakah sikap saya jika menempatkan yang sementara terjadi pada perspektif yang awal-akhir-kekal ini dibanding sebaliknya? Yang mana dari dua pilihan ini yang biasanya saya praktikkan?
D. Doa dan Karya
1) Apakah doa saya konsisten dengan cara hidup, kerja, pelayanan saya? Apakah saya berdoa agar lingkungan hidup social-ekonomi-politis saya aman-nyaman tetapi saya sendiri kikir, serakah, tidak peduli kepada sesama / bawahan?
2) Apakah saya berharap agar lingkungan hidup social-ekonomi-politis-religius makin membaik sementara saya hanya asyik dengan kalangan sendiri -- diri sendiri, keluarga sendiri, gereja sendiri -- tidak mau ambil pusing tentang pencerdasan, hidup bermasyarakat, penegakan keadilan, pengentasan kemiskinan, dlsb? Apakah gereja saya dengan segala penataan dan penyajian ibadah rayanya sesungguhnya inferior dan inward-looking atau sungguh taat dan menjalani misi Injil Kerajaan kepada segala kalangan terutama juga yang miskin dan tertindas?
3) Apakah gereja mengajarkan dan mempraktikkan ajaran Alkitab secara komprehensif dan konsisten atau secara pilih-pilih dan mengerdilkan injil?
4) Apakah dalam mendoakan dan mengusahakan pengaruh Kerajaan dalam dunia ini saya cerdik dan tulus, memiliki strategi seperti Nehemia yang tahu bagaimana harus menyusun strategi?
E. Keberhasilan dan Kegagalan
1) Belajar apa saya dari tokoh-tokoh Alkitab baik dalam tataran masyarakat homogen maupun heterogen seperti Yusuf, Musa, Yosua, Daniel, Ezra, Nehemia, Stevanus, Paulus, Yesus sendiri tentang kemenangan dan keberbuahan vv/vs kegagalan?
2) Harus bagaimana saya menyikapi naik-turun kehidupan, pengaruh Kristen dalam masyarakat?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H