Mohon tunggu...
Pangestu Wisesa
Pangestu Wisesa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya

Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Media dalam Penyebaran Cinderella Complex

7 April 2024   21:52 Diperbarui: 7 April 2024   22:28 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menurut penelitian psikologi sosial, stereotip gender bersifat tidak akurat dan bias. Stereotip atau perspektif gender yang terjadi pada perempuan adalah, perempuan dianggap memiliki sikap akan ketergantungan, lemah, dan dituntut untuk menunjukan sisi lemah lembut dan femininnya, sedangkan laki-laki dianggap kuat, dapat diandalkan, dan dituntut untuk memiliki sikap yang maskulin.

Sebuah cerita tidak hanya berfungsi sebagai hiburan bagi para penikmatnya, tetapi sebuah cerita juga merupakan sebuah pelajaran hidup yang berisi nilai -- nilai kehidupan yang dapat dijadikan sebagai sebuah pedoman. Sebuah cerita mengemas kompleksitas kehidupan menjadi sebuah deskripsi dan stereotip yang mudah diingat. 

Bentuk dramatis dengan alur naik turun, karakter yang sederhana, serta permasalahan konflik yang sederhana, semua elemen ini akan membuat para penikmatnya merasa relate dan memudahkan sebuah cerita untuk dapat diceritakan kembali dan disebarluaskan. Sebuah cerita dapat menyebarluaskan nilai -- nilai dan stereotip yang dimilikinya.

Salah satu kisah populer yakni Cinderella yang merupakan kisah yang telah bertahan selama berabad-abad di masyarakat. Kisah Cinderella telah diceritakan dari masa ke masa tahun demi tahun. 

Dalam sebagian besar ceritanya, Cinderella adalah gadis malang yang diperbudak oleh ibu tirinya sendiri, menunggu seorang pangeran untuk datang dan menyelamatkan dirinya. Cinderella dikenal dengan karakter utamanya yang pasif dan penurut.

Cinderella Complex

Kisah Cinderella digunakan sebagai istilah yang pertama kali dikemukakan oleh psikiater bernama Collete Dowling, istilah yang dimaksud adalah Cinderella Complex. 

Collete Dowling dalam bukunya yang berjudul The Cinderella Complex: Women's Hidden Fear of Independence yang terbit tahun 1981 mengungkapkan bahwa perempuan cenderung bergantung pada keinginan untuk dirawat dan dilindungi oleh orang lain terutama laki -- laki, perempuan memiliki keyakinan akan adanya perlindungan yang didapat dari luar dirinya sendiri. Cinderella Complex membuat perempuan menjadi tidak mampu untuk membuat keputusan sendiri, dan lebih percaya dengan keputusan serta pendapat dari orang lain.

Kondisi Cinderella Complex berbeda dengan perempuan yang memang memilih untuk menjadi ibu rumah tangga dan mengabdi pada pekerjaan rumah saja. Dalam kondisi ini, perempuan masih memiliki peran dan saling bahu membahu dengan laki -- laki dalam hal berumah tangga.

Sementara dalam kasus Cinderella Complex, wanita merasa tidak percaya diri untuk mengurus dirinya sendiri, takut untuk mengambil tanggung jawab, dan takut berusaha sendiri sehingga lebih memilih menggantungkan hidup kepada seorang pria.

Di Indonesia sendiri, cerita atau kisah yang mirip dengan Cinderella adalah kisah bawang merah dan bawang putih yang dimana dalam kisah tersebut bawang putih diselamatkan oleh seorang pria dari kehidupan sengsara yang diakibatkan oleh ibu tiri dan saudara tirinya. Ketergantungan Cinderella Complex tersebut bersifat sangat kuat, sehingga sang wanita tidak lagi berusaha mengembangkan diri, mengemukakan pendapat, dan benar-benar patuh kepada orang yang dianggapnya telah menjaga dirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun