Mohon tunggu...
Pangestu Adika Putra
Pangestu Adika Putra Mohon Tunggu... Desainer - Pekerja Visual

Nobody

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Apa Sih Susahnya Diaduk Dulu Sebelum Es Teh Disajikan?

30 Oktober 2024   13:39 Diperbarui: 30 Oktober 2024   13:51 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

kepada para pengusaha rumah makan: apa susahnya, sih, mengaduk es teh terlebih dahulu sebelum disajikan?

Bagi sebagian besar orang Indonesia, es teh adalah minuman harian yang hampir tak tergantikan. Tidak peduli di warteg, angkringan, atau restoran, minuman satu ini selalu menemani sepiring nasi dan lauk pauknya.

Namun, ada satu hal yang selalu membuat saya sedikit dongkol setiap kali memesan es teh di rumah makan. Entah kenapa, para penyaji sering kali menyajikan es teh dalam kondisi gula masih numpuk didasar gelas, tidak diaduk terlebih dahulu!

Alih-alih menyajikan es teh yang siap sruput, mereka seperti memberi tugas tambahan untuk mengaduk sendiri es teh yang sudah penuh dengan es batu. Dan di sinilah masalah itu dimulai.

Sebenarnya, sederhana saja logikanya. Saat menyajikan es teh, air teh biasanya relatif masih hangat sebelum akhirnya ditambahkan es batu. Pada tahap inilah, seharusnya gula diaduk terlebih dahulu sebelum disajikan.

Rasa manis yang saya harapkan tak pernah benar-benar terasa merata. Momen menikmati es teh segar berubah menjadi perjuangan mencari sedikit manis diselah-selah es batu. Kalau sudah begini, kadang saya lebih memilih untuk menyeruputnya dengan apa adanya, meski tetap terasa kurang manis.

Mungkin, bagi sebagian orang, ini sepele-sekadar masalah es teh. Tapi, coba bayangkan; bagi banyak pelanggan, termasuk saya, ketidaksempurnaan es teh yang tidak diaduk ini sedikit banyak mempengaruhi kepuasan saat bersantap. 

Urusan es teh ini adalah hal kecil. Tapi dari beberapa pengalaman, justru dari hal sepele inilah keinginan untuk datang lagi ke tempat yang sama bisa terbentuk.

Saya bukan satu-satunya yang merasa kurang puas dengan es teh yang setengah-setengah ini. Beberapa teman saya bahkan mengaku lebih suka mencari rumah makan yang es tehnya sudah diaduk dan siap diminum.

Bukan tanpa alasan; selain soal rasa yang kurang manis, es batu yang mencair otomatis menambah volume air dalam gelas. Ini berarti, setelah es batu larut, manis es teh semakin berkurang. Tidak jarang, akhirnya saya hanya bisa pasrah minum es teh yang terasa semakin hambar di tengah-tengah makan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun