Mohon tunggu...
Abdul Malik Hakim
Abdul Malik Hakim Mohon Tunggu... -

Seorang Pengusaha Muda di bidang Alat kesehatan (Alat Bekam), juga Seorang Penulis Pemula yang ingin menghasilkan banyak Karya, Motivator Sederhana tapi Mempesona\r\n\r\n\r\nwww.darulherbal.com\r\nwww.pangeranmenulis.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

1 + 1 = 2

5 Oktober 2013   17:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:57 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teman-teman pasti tidak asing ketika mendengar kata yang satu ini, ketika saya mengatakan mate-matika (MTK), maka akan otomatis tergambar di dalam pikiran teman-teman sebuah pelajaran yang rumit, penuh dengan rumus dan mungkin juga bagi sebagian lain akan tergambar hal yang lebih ekstrem, yaitu sebuah pelajaran mengerikan yang harus dihindari sejauh mungkin, bukan hanya pelajarannya akan tetapi boleh jadi gurunya pun harus dihindari.
Itulah MTK, dimana kehidupan kita tidak bisa lepas darinya dari mulai balita hingga nanti tua renta, dia akan selalu mengiringi hidup kita. karena hidup kita tidak bisa lepas dari penambahan, pengurangan perkalian dan pembagian. MTK begit unik, ada yang menyukainya ada pula yang membencinya. Ada yang kecanduan untuk  memecahkan kesulitan di dalamnya dengan berbagai rumus-rumusnya, ada pula yang berlari dari kerumitan angka-angkanya dan berbagai lambang-lambangnya.

Akan tetapi sadarkah kita dibaliknya kerumitannya, MTK yang seringkali menjadi momok menyeramkan bagi kehidupan kita ternyata diawali dengan hal yang begitu ringan lagi mudah untuk dijalankan. Ketika kita sekolah baik di taman kanak-kanak maupun sekolah dasar, setiap guru akan memulai pelajaran MTK dengan rumus tambah-tambahan yaitu 1 + 1 = 2. Begitu mudah begitu ringan, tanpa beban tanpa kesulitan, dan siapapun bisa melakukannya serta mengingatnya. Walaupun semakin lama, akan semakin sulit, dimana kita akan menemukan beratus-ratus rumus, tapi tetaplah pelajaran MTK pasti dimulai dari 1 + 1 = 2.

Mungkin bagi sebagian kita, semakin tingginya level kita di sekolah, maka akan semakin sulit pelajarannya MTKnya, tapi bagi sebagain lain yang mengagumi pelajaran MTK dan menikmati tiap detik langkah-langkah rumusnya, maka semakin tinggi levelnya di sekolah dan semakin sulit soal MTK yang dihadapi, maka akan terasa semakin menarik tantangan yang dihadapinya.

Jika kita menyadari atas penjelasan diatas, segala sesuatu yang berkaitan dengan keahlian dan keterampilan, maka pelajaran mtk tadi bisa kita jadikan acuan. Semisal di dalam keahlian menulis, dimana menulis pasti diawali dari hal yang mudah yaitu dengan menulis sebuah huruf, dan diteruskan dengan rangkaian huruf sehingga membentuk sebuah kata, dilanjutkan dengan merangkai sebuah kata sehingga menjadi kalimat sebagaimana 1 + 1 = 2, ibu + budi = ibu budi, dst. Semakin kalimat dirangkai maka akan membentuk paragraf, seperti itulah langkah-langkahnya sehingga menjadi sebuah tulisan atau artikel. Dalam sepak bola pun seperti itu, semua diawali dari hal yang mudah yaitu menendang, kemudian berlanjut dengan mengontrol bola, menggiring dan menggocek lawan.

Semua keahlian apapun dimulai dari hal termudah hingga akhirnya kita sampai kepada hal yang tersulit, jadi ketika kita ingin menguasai satu keahlian, maka mulailah dengan hal yang mudah, dan jangan memberatkan diri ini dengan hal-hal yang sulit. Nikmati prosesnya perlahan-lahan. Jangan melangkah terlalu jauh untuk melakukan hal yang sulit, sedangkan untuk melaksanakan yang mudah saja kita masih terseok-seok.

Seiring berjalannya waktu, ketika awal yang mudah sudah terbiasa dilakukan oleh kita, maka dengan sendirinya kita akan mampu melewati level-level selanjutnya yang lebih sulit, dimana ketika sebelumnya kita melakukannya dengan penuh keterpaksaan, maka kelak dengan sendirinya kita akan melakukannya dengan penuh kerelaan bahkan tanpa kesadaran alias otomatis.

Jadi setiap keahlian apapun itu PASTI dimulai dari hal yang terMUDAH. Maka berpikir positiflah, bahwa apapun itu kita pasti bisa melakukannya, menggapainya dan menguasainya. Mulai saat ini pikirkanlah apa impian kita, kemudian tetapkanlah. Lihat apa hal mudah yang bisa kita mulai untuk menggapainya, lakukanlah berulang-ulang, kemudian tingkatkanlah levelnya seiring berjalannya waktu, maka kelak nanti tanpa kita sadari, segala kesulitan yang  ditakutkan pada saat ini akan kita lakukan dengan mudah dimasa yang akan datang . Dan saat itu kita pun diluar kesadaran kita, impian tersebut telah kita gapai. Atau tanpa disadari pula, sebuah keahlian yang saat ini hanya mimpi, akan menjadi kenyataan di masa depan.
Semoga Bermanfaat
-PangeranMenulis-
@AbdulMhakin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun