Mohon tunggu...
Pangeran Mns
Pangeran Mns Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bangkitlah Hai Kaum Marhaen, Bangunlah Hai Kaum Tertindas !

13 September 2018   15:35 Diperbarui: 13 September 2018   15:48 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sejarah perjuangan kelas serta rentetean waktu yang terus berputar dari barat ke timur dan arah angin yang terus berhembus dari timur ke barat menyebabkan sebuah pergerakan zaman yang mendorong terbentuknya peradaban atas nasib setiap manusia yang hidup dari zaman ke zaman. Zaman yang sedang kita lalui saat ini ialah zaman neo kolonialisme dan imprealisme atau NEKOLIM namanya.

Penjajahan berbentuk peperangan yang menumpahkan banyak darah dan menghilangkan banyak nyawa itu sudah bukan lagi zamannya, saat ini penjajahan dilakukan dengan cara menguasai ekonomi di suatu negara, yaitu dengan cara mendatangkan investor untuk menanamkan modal dan pada akhirnya si investor itu mendapatkan laba sebesar besarnya dengan dalih membantu pembangunan dalam negeri.

Padahal sebenarnya si investor itu sedang memperalat buruh-buruh untuk bekerja lebih keras agar angka serta jumlah produksinya meningkat,dan keuntungan dari pada produksi yang meningkat itu ialah hak si pemilik modal tadi, sedangkan keringat yang mengalir dari tubuh buruh yang bekerja tanpa kenal waktu hanya dibayar dengan jumlah yang jauh dari pada kata sewajarnya atau bisa dikatakan sangat tidak berperi kemanusiaan.

Kita bisa sebut Investor adalah sebaik baiknya sebutan bagi kaum pemilik modal itu atau si KAPITALIS adanya. oleh sebab itulah kita menyebutnya sebagai NEO Kolonialisme sebagai refleksi dari bentuk dan cara baru dalam melalukan sebuah penjajahan kemanusiaan atau bahasa yang lebih terkenal ialah L'EXPLOITATION DE L'HOME PAR L'HOME adanya. Kemudian pergerakan zaman juga mengharuskan kita membeli barang-barang dari luar negeri seakan akan negeri yang sangat kaya ini tidak dapat memproduksinya sendiri.

Bahkan untuk bahan pokok seperti beras pun kita harus mengimpornya dari negara yang jauh lebih kecil di banding negara kita sendiri,Seperti Thailand. Selain itu juga negara kita masih saja mengimpor tekhnologi-tekhnologi seakan akan SDM kita sangatlah bodoh,bahkan untuk tekhnologi kecil seperti kalkulatorpun kita masih harus mengimpornya dari negara tetangga yang jauh lebih kecil dibanding dengan negara kita,seperti Malaysia dan Singapur . Itulah yang disebut dengan Neo Imprealisme sebagai sebuah kelanjutan daripada Imprealisme di masa lalu atas penjajahan negara ata bahasa terkenalnya ialah L'EXPLOITATION DE NATION PAR NATION. 

Pergerakan zaman itulah yang membuat bangsa kita semakin hancur, pergaulan zaman yang semakin kejam membuat setiap manusia yang hidup di bumi Indonesia hidup dalam kesengsaraan dan penderitaan tiada henti. Para petani yang seharusnya ditempatkan sebagai raja malah ditempatkan sebagai budak belia yang hidupnya megap-megap. Para nelayan yang seharusnya ditempatkan sebagai ratu malah ditempatkan sebagai pembantu yang hidupnya sengsara. 

Selain 2 pahlawan itu tadi adapun Para buruh yang seharusnya dapat membuka usaha kecil-kecilan dan menjadi salah satu pelopor dalam usahanya mengembangkan ekonomi kerakyatan malah hancur digerus dan diseret oleh si kapitalis itu tadi yang memiliki modal lebih besar.

BANGUNLAH HAI KAUM MARHEN, ialah kaum proletar,ialah kaum tertindas,ialah kaum sengsara di negerinya sendiri. BANGKITLAH KALIAN HAI KAUM MARHAEN,karena jika kalian bersatu kalian akan teguh dan jika kalian bercerai maka kalian akan berantakan,sama seperti sekarang ini, akibat kita berantakan si kapitalis itu mudah saja menjajah kita,si kapitalis itu gampang saja memperbudak kita. Kita laksana buih di lautan, banyak namun tak berdaya, kekuatan ekonomi yang seharusnya dikuasi oleh rakyat tidak justru dikuasai oleh segelintir orang, bahkan 1% orang indonesia menguasai 45% kekayaan nasional.

Di negara yang kaya ini justru kita menjadi budak yang tidak menikmati anugrah Allah yang sudah dititipkan untuk seluruh rakyat indonesia. kita hanya dijadikan sebagai sapi perah dunia internasional. begitu banyak rakyat indonesia yang hidupnya dibawah garis kemiskinan, mutu pendidikan masih rendah, fasilitas kesehatan yang terbatas, hutang luar negeri yang terus meningkat, pembangunan infrastruktur yang tidak berbanding lurus dengan kesejahteraan rakyat, harga kebutuhan pokok yang melambung, harga bbm yang terus naik, itu semua adalah rentetan penderitaan dan kesengsaraan rakyat.

Oleh karena itu, BANGKITLAH HAI KAUM MARHAEN DAN KAUM TERTINDAS, kita harus menggugat negara atas ketidakberpihakkannya kepada rakyat, sistem ekonomi indonesia haruslah dikembalikan ke dalam sistem ekonomi kerakyatan yang bukan berorientasi pada keuntungan saja, tapi juga kemanfaatan dan kemaslahatan rakyat. sudah menjadi hak kita sebagai rakyat untuk mengkritisi penguasa, urusan saya belum cakap atau bahakan belum cerdas itu utusan privat, tapi jika ketidakcakapan dan kebodohan itu ada di pemerintah, hal itu menjadi urusan publik. solusi adalah bonus atas sikap kritis, sebab pemerintah sudah diberi mandat dan gaji untuk memang menjadi problem solver. 

maka marilah kita rapatkan barisan, satukan langkah, bulatkan tekad sebagai kaum tertindas untuk terus melawan pemerintah melalui jalur konstutusi agar pemerintah kita sadar bahwa kekuasaan itu adalah titipan dari rakyat yang hendak memberi tanggungjawab kepada penguasa untuk mendistribusikan kesejahteraan dan menciptkan keadilan untuk kepentingan rakyat dan bukan untuk memperkaya segelintir orang yang kemudian menjadi para penguasa kapital.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun