Mohon tunggu...
Pangeran Timur
Pangeran Timur Mohon Tunggu... -

Sebaik-baiknya manusia adalah yang banyak manfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Diantara Dedaunan

22 Februari 2013   12:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:52 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Melihat pohon-pohon di jalan desa kidul begitu menyegarkan mata  , disetiap perjalanan aku melihat sebuah fenomena yang unik yakni seekor kucing belang berwarna putih dan abu -abu mencoba menangkap seekor kadal  dan seekor kucing belang putih dan setengah hitam  bermain dengan jangkrik dengan mulai dicakar hingga digigit yang akhirnya ikut jadi camilan ringan si kucing ini.  Kejadian yang unik betapa tidak kucing lebih suka makan ikan malahan kucing sekarang lebih modern suka binatang yang namanya kadal dan jangkrik.

Setelah meninggalkan drama menegangkan antara kucing vs kadal dan kucing vs jangkrik akhirnya aku tinggalkan saja.

Melihat kanan kiri ok, ada banyak persawahan di antara rumah bamboo yang reyot, begitu gundahnya hati ini, melihat ijo royo-royo padi sawah dengan kontrasnya petani miskin , entah sampai kapan petani tetap miskin.

Hingga sampai para penebang tebu mulai dari  mengisi perut dengan bekal makanan seperti ikan teri asin dan nasi juga segelas air.

Begitu bahagianya mereka.

Melihat awan mulai mendung di desa kidul dengan pemandangan perbukitan hijau nan rimbun pergunungan kidul .

Sampai sudah di pematang sawah, melihat seorang pria yang mencari rumput-rumput segar . aku mengobrol sekilas mempertanyakan dedaunan.

“Nyuwun sewu, saya mau tanya , apakah bapak mengetahui nama daun ini ya….”

“Oh , tidak tahu. saya ini baru tau dari mas” jawaban pria itu

“Ya Maturnuwun” jawab aku hingga hujan gerimis mulai menyapaku.

Sampai di rumah dijemput hujan deras bertubi-tubi

Hari yang menyenangkan di desa kidul

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun