Bapak Presiden,
Tidak terasa hari ini genap lagi usiamu. Memimpin sebuah bangsa yg di dalamnya menaungi banyak hal. Banyak pikiran. Banyak kemauan. Banyak perkara. Banyak prahara. Dan menjadi banyak pula silang seketa: masa lalu & sekarang. Dengan kenyataan itu tidak mudah tentunya Bapak memainkan peran. Tidak semua memahaminya. Dan tidak harus semua memahaminya memang. Apalagi urusan peran ibarat kutukan yg harus ditelan. Ibarat target pada bidikan. Sebab itu sebagian orang senang menghujat. Sebagian lagi mengejek. Sebagian lain menghardik. Dan sebagian lainnya tentunya tertawa menyaksikan keadaan. Keruh. Rumit. Pelik. Dan seperti itulah kebebasan. Merdeka berbicara. Namun uniknya, Bapak tetap tidak beranjak marah. Beranjak menghujat. Beranjak mengejek. Beranjak menghardik. Beranjak tertawa. Apalagi beranjak menyerah. Melainkan tetap tegar & optimis--menyerahkannya kepada hukum seadil-adilnya. Tetap yakin & percaya bahwa pikiran dingin mampu mengubah keadaan: Mengembalikan adab yg hilang.
Dirgahayu Bapak Presiden Republik Indonesia.
Semoga senantiasa sehat, sukses dan tetap amanah. Amin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H