Mohon tunggu...
Pangat Muji
Pangat Muji Mohon Tunggu... -

Mendidik generasi masa depan agar selalu ingat Moral, Tanggungjawab, Kontribusi kepada Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Politik

SBY Bukan Militer

10 September 2010   09:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:19 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bahkan SBY sendiri lupa atau tidak sadar bahwa dirinya bukanlah militer lagi ketika beliau menjabat sebagai Presiden RI.

Banyak pihak juga tidak paham bahwa SBY bukanlah militer lagi, sehingga kasus opini Adjie Suradji lebih ramai dalam urusan soal kepatutan anggota militer menyerang atasan. Sungguh jauh dari substansi, isi opini itu sendiri tidak dipedulikan, malahan menyoal latarbelakang Adjie, kasus korupsi-nya, sapta marga, dsb. Atau bahkan pihak-pihak 'paranoid' malah mengembangkan teori bahwa tulisan Adjie adalah pesanan dari pihak 'musuh' SBY, bahkan mungkin pesanan dari pihak SBY sendiri. Beginilah orang Indonesia, tidak substantif.

Ketika Soeharto lengser, kemudian lengser pula dominasi militer dalam pemerintahan. Soeharto memperhalus tampilan militer yang kalau dinegara lain bernama junta militer, menjadi dalam bahasa manisnya Dwifungsi ABRI, yang sebenarnya tidak lebih adalah perpanjangan kaki-tangan-mata-telinga Soeharto, melalui jajaran kepala daerah propinsi hingga kabupaten semuanya didominasi militer.

Maka kemudian masa reformasi Indonesia menganut Republik modern dengan ciri supremasi sipil atas segala sendi pemerintahan, militer kembali ke barak hanya berfungsi pertahanan, sedang keamanan dipegang Polri. Indonesia menganut demokrasi yang lebih bebas tanpa rekayasa kepentingan militer (walau kemudian tidak imun atas rekayasa partai). Sebagai panutan, melihat sejarah demokrasi di AS,  Presiden dan semua kepala daerah adalah jabatan sipil, sehingga siapapun yang memegang jabatan itu harus menanggalkan segala karier, jabatan militer mereka. Demikian pula di berbagai negara Republik di dunia ini, terutama negara-negara maju atau kaya. Terkecuali di Afrika dan Asia.

Tak kurang dari Presiden-presiden hebat AS mantan jenderal-jenderal atau mereka yang berkarier militer seperti: Eisenhower, Marshall, John F Kennedy, Nixon telah menanggalkan profesi militer mereka, bahkan mereka lebih dikenang sebagai orang sipil.

Demikian pula dengan SBY sekarang, sebagai presiden pertama yang berlatarbelakang militer di jaman reformasi ini, tidaklah mungkin Indonesia hendak melangkah mundur seperti masa Orde Baru. Sebagai konsekuensinya, SBY haruslah selalu sadar bahwa meski beliau telah purnawirawan, tetapi dengan mengemban jabatan sebagai Presiden, maka beliau adalah orang sipil.

Maka, anehlah ketika sekian purnawirawan mempersoalkan kepemimpinan SBY dalam kaitan mind-set mereka bahwa SBY adalah mantan yunior mereka di ABRI. Mereka tidak tahu bahwa SBY adalah orang sipil sekarang ini.

Siapapun yang menjabat sebagai Presiden RI otomatis menjadi Panglima Tertinggi TNI, sebagaimana Obama yang sipil asli adalah pemegang Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata AS pemegang otoritas tombol hululedak nuklir antar-benua.

Aneh pula ketika orang mempersoalkan opini Adjie Suradji meski dia adalah militer aktif sekalipun, karena yang dikritiknya adalah Presiden RI, orang sipil. Sebagaimana dia mengkritik Ketua DPR yang memble, Marzuki Alie misalnya.

Lebih aneh lagi, ketika SBY menanggapi sambil menahan marah atas kritik Adjie dengan mempersoalkan kepatutan militer dan tidak menanggapi sepatahpun tentang substansi isi kritik Adjie tentang janji-janji kampanye SBY soal korupsi dan kepemimpinan pemerintahan (sipil). Demikian pula jajaran militer yang kebakaran jenggot tidak banyak yang mengetahui posisi militer-sipil dalam pemerintahan. Mereka masih memiliki mind-set jaman Orba.

Mulai sekarang, ingatlah kita semua bahwa SBY bukan militer lagi saat ini. Tahun 2014 nanti beliau adalah militer lagi, masih purnawirawan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun