Mohon tunggu...
Pangat Muji
Pangat Muji Mohon Tunggu... -

Mendidik generasi masa depan agar selalu ingat Moral, Tanggungjawab, Kontribusi kepada Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Politik

SBY Sudah (Seharusnya) Malu

10 April 2010   00:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:53 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Siapa yang 'membantu' Presiden SBY ? Ternyata bos pak Beye sendiri, yaitu Rakyat melalui Susno Duadji dan media massa yang dimiliki kapitalis Golkar terutama: MetroTV dan TV One. RCTI dan SCTV yang masih lingkaran dalam dan masih bau Cendana sulit diharap totalitasnya. Masalahnya tinggal pintar-pintarnya rakyat untuk tidak begitu saja termakan oleh opini politis yang sekali-sekali terselip sebagai upaya politis jangka panjang Suryapaloh dan Aburizal Bakrie.

Tetapi kekuatan penekan dua media massa MetroTV dan TV One, dan rakyat yang ikut berperan terbukti bisa menggerakkan mesin pembersih, yang memang dimulai dari kemauan gerak (walau lamban kerbau) SBY ketika rapat mendadak dengan 4 pembantunya sebelum berangkat ke Vietnam.

Ada lagi yang membantu SBY, yaitu Megawati Ketum PDIP yang menggebu-gebu pidatonya. Kalau pidato 'dahsyat' Mega masih tidak bisa menggerakkan SBY untuk segera men-'shock' therapy pembantu-pembantunya, maka jalan sangat terjal yang dipilihnya. Dan rakyat tidak akan berdiam diri, dengan bodoh manut dibawa melalui jalan terjal beresiko.

Simak pelajaran bernegara dari Confusius:

Manusia seharusnya belajar dengan tekun dan rajin.

Dia seharusnya terus belajar Kebenaran sampai akhir hayatnya.

Jangan memasuki negara jika negara itu dalam bahaya dan jangan tinggal di negara yang sedang khaos.

Jika negara itu diperintah dengan baik, bekerjalah bagi pemerintahnya.

Jika negara itu diperintah dengan sakit (buruk), pensiunlah.

Jika negara itu sehat, tetapi engkau tetap miskin dan posisi-mu tetap jelek, itu memalukan.

Jika negara itu kacau, tetapi engkau kaya dan ada di posisi jabatan tinggi dalam pemerintahan, itu juga memalukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun