Mohon tunggu...
Pandu Widyaswara
Pandu Widyaswara Mohon Tunggu... Guru - mahasiswa

pencinta wanita

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Kecerdasan Buatan dan Transformasi Dunia Kerja: Tantangan dan Peluang

26 Desember 2024   08:48 Diperbarui: 26 Desember 2024   08:48 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Artificial Intelligence. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Gerd Altmann

Era transformasi digital adalah bagian integral dari proses revolusi teknologi yang lebih besar. Perubahan ini terkait dengan penerapan teknologi digital dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat, termasuk cara individu, organisasi, dan pemerintah menjalankan aktivitas mereka sehari-hari. Transformasi ini membawa dampak signifikan pada struktur sosial dan ekonomi global, menciptakan peluang dan tantangan baru yang harus dihadapi secara kolektif (Devianto & Dwiasnati 2020).

Salah satu pilar utama dalam transformasi digital adalah kemajuan dalam bidang kecerdasan buatan (AI). AI adalah hasil pengembangan dan integrasi berbagai disiplin ilmu, termasuk elektronika, ilmu komputer, dan matematika. Secara sederhana, sistem berbasis AI dirancang untuk melakukan berbagai tugas seperti yang dilakukan manusia, termasuk berpikir, mengambil keputusan, mengklasifikasikan kondisi tertentu, serta memperkirakan situasi di masa depan (Joshi & Artasanchez 2020).

Kecerdasan buatan (AI) telah menjadi katalis perubahan yang signifikan dalam berbagai sektor, termasuk dunia kerja. Teknologi ini menawarkan kemampuan untuk menyelesaikan tugas secara efisien, mempercepat proses pengambilan keputusan, dan menciptakan inovasi baru. Menurut Rozali dkk (2024) Artificial Intelligence (AI), atau kecerdasan buatan, telah mencatat perkembangan luar biasa dalam beberapa dekade terakhir. Teknologi ini telah merevolusi cara manusia menjalani kehidupan, bekerja, dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Tidak dapat disangkal bahwa masa depan AI akan menghadirkan tantangan dan peluang yang jauh lebih besar dari yang kita bayangkan. Perkembangan pesat dalam kemampuan komputasi, perangkat keras, dan algoritma AI telah membuka jalan menuju masa depan yang lebih terhubung dan cerdas. Kita kini memasuki era di mana AI memiliki potensi untuk membawa perubahan besar dalam berbagai bidang, seperti kesehatan, manufaktur, pendidikan, dan transportasi. Namun, sambil memanfaatkan peluang ini, kita juga dihadapkan pada tantangan yang perlu disikapi dengan serius.

Namun, transformasi yang dipicu oleh AI juga memunculkan tantangan, seperti pengangguran akibat otomatisasi dan ketidaksetaraan akses ke teknologi. Dalam konteks ini, penting untuk mengeksplorasi dampak AI terhadap tenaga kerja, mengidentifikasi tantangan dan peluang yang ada, serta merumuskan strategi untuk memastikan bahwa teknologi ini dimanfaatkan secara inklusif dan berkelanjutan.

Artificial intelligence (AI) mempunyai pengaruh yang besar terhadap kehidupan umat manusia di era sekarang ini. Menurut berbagai sumber yang didapat, AI mempunyai dampak yang signifikan terutama pada bidang pekerjaan serta memiliki peluang yang harus dimanfaatkan dengan baik oleh manusia.

  • Dampak AI Terhadap Dunia Kerja 

Automatisasi Pekerjaan, AI telah memungkinkan otomatisasi tugas-tugas rutin yang sebelumnya dilakukan oleh manusia. Di sektor manufaktur, misalnya, robot industri mampu menggantikan pekerjaan manual, meningkatkan efisiensi produksi. Namun, ini juga menimbulkan kekhawatiran tentang pengangguran, terutama di kalangan pekerja dengan keterampilan rendah. Studi menunjukkan bahwa sekitar 14% pekerjaan di negara-negara maju berisiko tinggi tergantikan oleh otomatisasi dalam beberapa dekade mendatang.

Penciptaan Pekerjaan Baru, AI juga menciptakan peluang kerja baru, terutama di bidang teknologi informasi, analisis data, dan pengembangan perangkat lunak. Perusahaan teknologi besar seperti Google dan Microsoft terus mencari tenaga kerja dengan keterampilan dalam pembelajaran mesin, analisis data besar, dan pengembangan algoritma. Selain itu, munculnya sektor-sektor baru seperti kendaraan otonom dan robotika menawarkan prospek pekerjaan yang sebelumnya tidak ada.

Perubahan Keterampilan yang Diperlukan, Transformasi digital yang didorong oleh AI menuntut tenaga kerja untuk beradaptasi dengan kebutuhan keterampilan baru. Selain keterampilan teknis seperti pengkodean dan analisis data, keterampilan lunak seperti kreativitas, pemecahan masalah, dan kolaborasi juga semakin penting. Organisasi harus berinvestasi dalam pelatihan ulang tenaga kerja untuk memastikan kesiapan mereka menghadapi perubahan ini.

  • Tantangan yang Dihadapi

Kesepian dan Isolasi Sosial Pandemi COVID-19 mempercepat adopsi pekerjaan jarak jauh, yang didukung oleh teknologi AI. Namun, banyak pekerja melaporkan perasaan kesepian dan isolasi akibat kurangnya interaksi sosial langsung. Hal ini menunjukkan perlunya strategi untuk menjaga kesejahteraan mental pekerja, seperti pengembangan platform kolaborasi yang lebih inklusif.

Kesenjangan Keterampilan Adopsi AI memperbesar kesenjangan keterampilan antara mereka yang memiliki akses ke pelatihan teknologi dan mereka yang tidak. Ini dapat memperburuk ketidaksetaraan sosial dan ekonomi, terutama di negara berkembang. Upaya kolektif diperlukan untuk memastikan akses universal ke pendidikan teknologi.

Risiko Psikososial Fleksibilitas pekerjaan yang didukung oleh AI sering kali disertai dengan ketidakpastian, seperti kontrak kerja sementara dan kurangnya perlindungan sosial. Ketidakpastian ini dapat berdampak negatif pada kesehatan mental pekerja, meningkatkan risiko stres dan kelelahan.

  • Peluang untuk Masa Depan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun