Mohon tunggu...
Pandu Setiawan
Pandu Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Inventor ; Unreal ein Pionier at CV. Pionir Akselerasi Sejahtera

Seorang Pionir Ketidakmungkinan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Menentukan Prioritas dalam Menavigasi Labirin Kehidupan

25 September 2024   18:37 Diperbarui: 25 September 2024   18:38 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam hiruk-pikuk kehidupan modern yang tak pernah berhenti, di mana tugas seolah datang bertubi-tubi, tantangan terbesar bukan sekadar menyelesaikan semuanya, tapi memilih apa yang harus dikerjakan. Setiap detik, derasnya arus pekerjaan --- email, rapat, tanggung jawab keluarga, hingga impian pribadi --- terus menghantam kita tanpa ampun. Jadi, bagaimana kita bisa memotong jalan dengan jelas di tengah badai tugas yang tampaknya tak berujung?

Mari kita melangkah keluar dari kebiasaan umum, menggabungkan wawasan dari para pemikir besar dan tokoh ilmiah, untuk membantu Anda menguasai seni prioritas, layaknya seorang seniman yang menciptakan harmoni di tengah kekacauan.

Prinsip Pareto: Sebuah Relik yang Diubah

Vilfredo Pareto, ekonom terkenal dengan teori 80/20, menemukan bahwa 80% hasil berasal dari 20% usaha. Tapi, dalam dunia yang bergerak secepat sekarang, bisakah kita bertahan hanya dengan prinsip ini?

Pendekatan yang anti-mainstream adalah bukan sekadar mengidentifikasi 20% yang penting, tetapi menghilangkan atau mendelegasikan 80% yang tidak memberikan dampak besar. Jangan mencoba melakukan semuanya, lepaskan tugas yang tidak penting. Steve Jobs pernah berkata, "Fokus adalah soal mengatakan tidak." Jobs tidak hanya memprioritaskan, dia memangkas. Dengan mengeliminasi gangguan, dia bisa mengarahkan energi kreatifnya untuk menciptakan produk revolusioner dari Apple.

Matriks Eisenhower: Menjadikannya Dinamis

Dwight D. Eisenhower, jenderal perang dan Presiden AS, menciptakan metode yang kini dikenal sebagai Matriks Eisenhower --- mengelompokkan tugas menjadi mendesak, tidak mendesak, penting, dan tidak penting. Tapi pendekatan modern menuntut kita untuk lebih luwes.

Jangan hanya berpegang pada urgensi. Di era yang serba cepat, pikirkan bahwa tugas bisa berubah nilai seiring waktu. Kunci prioritas sejati adalah mengenali tugas mana yang akan mengubah arah hidup Anda, bukan sekadar mempertahankan ritme yang ada. Jadi, ubah matriks sesuai dengan situasi. Tugas yang kemarin penting, mungkin hari ini sudah usang. Ubah matriks, sesuaikan prioritas.

Hukum Parkinson: Permainan Waktu

Cyril Northcote Parkinson mengatakan, "Pekerjaan meluas untuk memenuhi waktu yang tersedia untuk penyelesaiannya." Jika Anda memberi diri satu minggu untuk menyelesaikan tugas, itu akan memakan waktu satu minggu. Tapi jika Anda hanya punya satu hari, tugas itu akan selesai dalam sehari. Di sinilah kreativitas dan kepepet bertemu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun